Kontak Perkasa - Thailand boleh punya turis lebih banyak dari Indonesia. Tapi Indonesia lebih aman dari Thailand, lho.
Ini bukan bualan, melainkan riset terbaru dari Institute for Economics and Peace. Dilihat detikTravel, Jumat (29/6/2018) mereka baru saja merilis data Global Peace Index tahun 2018. Data ini merupakan daftar negara paling aman damai, baik untuk ditinggali atau dikunjungi. Ada 163 negara yang masuk ke dalam daftar ini. Posisi-posisi tersebut ditentukan oleh berbagai faktor, seperti tingkat kriminalitas, pembunuhan, teror politik, kematian sampai konflik dan lain-lain. Baca juga : Tahun 2018, Bisnis Investasi Dinilai Tetap Menarik Di tingkat dunia, Indonesia ada di peringkat 55. Sementara di Asia Pasifik, Indonesia ada di peringkat 10. Lantas bagaimana di Asia Tenggara? Rupanya, Indonesia ada di peringkat 4 negara paling aman di Asia Tenggara. Thailand yang menjadi kompetitor pariwisata Indonesia ada di peringkat 7. Peringkat 1 adalah Singapura dan posisi kedua ada Malaysia. Baca juga : 2018, Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka Entah kenapa, Institute for Economics and Peace tidak memberikan penilaian terhadap Brunei Darussalam. Berikut selengkapnya daftar negara paling aman di Asia Tenggara: 1. Singapura 2. Malaysia 3. Laos 4. Indonesia 5. Vietnam 6. Kamboja 7. Thailand 8. Myanmar 9. Filipina Kontak Perkasa - Angin segar diterima Brasil setelah Jerman tersingkir lebih awal. Pelatih Brasil Tite menepis anggapan timnya kini favorit untuk mengangkat trofi Piala Dunia.
Berstatus sebagai juara bertahan, Die Mannschaft dipaksa menerima kenyataan pahit. Kekalahan 0-2 di tangan Korea Selatan memastikan Jerman kandas di fase grup dengan menempati posisi juru kunci di klasemen akhir Grup F. Sementara itu Brasil melesat ke babak 16 besar menyusul kemenangan 2-0 atas Serbia, Kamis (28/6/2018) dinihari WIB. Selecao mengakhiri babak penyisihan dengan gaya usai menjuarai Grup E. Baca juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Brasil telah melupakan hasil memalukan empat tahun lalu saat digasak Jerman 1-7 di semifinal Piala Dunia. Di bawah asuhan Tite, Brasil kembali menemukan levelnya dan diunggulkan untuk merebut titel juara keenam kalinya di Rusia. "Kami tidak hidup dari ekspektasi, kami hidup dari kenyataan," Tite mengungkapkan di ESPNFC. "Karena kami tampil bagus selama kualifikasi dan uji coba kami telah menciptakan sebuah ekspektasi tinggi. Tapi Piala Dunia adalah siklus yang baru, format yang baru." "Kami adalah tim yang tahan dengan tekanan, yang memiliki pemain-pemain pengganti yang berkualitas tinggi. Kami semakin tangguh dan meningkat," dia menambahkan. Baca juga : KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 Runner-up grup F, Meksiko, akan menjadi lawan Brasil untuk memperebutkan tempat di perempatfinal. Pertandingan itu digelar pada 2 Juli. Kontak Perkasa - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Solo meningkatkan patroli gabungan guna mengantisipasi keberadaan juru parkir (jukir) liar yang aji mumpung selama libur Lebaran.
Pasalnya, dari pengalaman Lebaran tahun lalu, banyak jukir liar yang memanfaatkan lokasi parkir yang seharusnya dilarang, justru dimanfaatkan untuk lokasi parkir. Terutama di kawasan pusat perbelanjaan atau tempat wisata. "Kita meningkatkan patroli tim gabungan ada dari unsur TNI/Polri, pengadilan, kejaksaan, dan Satpol PP untuk mengantisipasi munculnya jukir liar dan lokasi parkir dadakan," ujar Kepala Bidang Perparkiran, Dishub Kota Solo, M Usman di Solo, Senin (11/6/2018). Baca juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik "Kita juga membuka layanan pengaduan," tambahnya. Usman menyebut, daerah yang rawan terhadap pelanggaran jukir liar adalah di kawasan Benteng Trade Center (BTC), Alun-alun Keraton Surakarta. Kemudian di Plaza Singosaren, kawasan Mojosongo, kawasan Solo Grand Mal Jalan Slamet Riyadi, dan pusat perbelanjaan lainnya. Sedangkan kawasan larangan parkir yang bisa dimanfaatkan untuk parkir dadakan ada di kawasan Pasar Gede Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, dan jalur lambat kawasan Jalan Slamet Riyadi. "Ada lokasi larangan untuk parkir, tapi sementara kita perbolehkan karena momen Lebaran, yaitu di sekmen Purwosari. Jalur lambat mulai Solo Center Point sampai Purwosari boleh untuk parkir, tapi khusus sepeda motor. Karena jalur cepat enggak boleh untuk parkir," imbuh dia. Selama libur Lebaran, pihaknya mengimbau para jukir untuk tidak menaikkan tarif parkir melebihi ketentuan atau ugal-ugalan. Sebab, tarif parkir telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Karena itu, besaran tarif parkir telah disesuaikan zona dan jenis kendaraan. Baca juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Sementara itu, Ketua Asosiasi Parkir Surakarta (Asparta), Ngadiyo mengaku akan mengantisipasi keberadaan tempat parkir dadakan yang tidak sesuai selama Lebaran. Sebab, momen Lebaran sering dimanfaatkan masyarakat untuk menggunakan lahan yang tidak sesuai untuk lokasi parkir. "Contohnya, kita melihat di depan PGS (pusat grosir Solo) sering terjadi pelanggaran jelas-jelas di sana enggak boleh untuk lokasi parkir, malahan digunakan untuk parkir. Karena digunakan untuk parkir banyak kendaraan yang digembok," beber Ngadiyo. Kontak Perkasa - Manusia pada umumnya hidup 24 jam dalam sehari. Akan tetapi, durasi satu hari 24 jam ini diperkirakan ke depannya akan bertambah. Alasannya, lantaran bulan secara perlahan bergerak menjauh dari Bumi.
Makin jauhnya bulan, menyebabkan daya gravitasi bulan atas bumi makin lemah, sehingga mengakibatkan Bumi berputar lebih lambat di porosnya. Bahkan para ilmuwan itu menyebut kalau 1,4 miliar tahun lalu durasi satu hari di Bumi hanya 18 jam saja. Saat itu posisi bulan lebih dekat ke bumi, sehingga memicu kian cepatnya rotasi Bumi. Peneliti memperkirakan bahwa dalam setahun, bulan menjauhi Bumi dengan jarak 3,8 sentimeter. Baca juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Fakta ini didapat setelah para ilmuwan melakukan rekonstruksi sejarah Bumi. Profesor Geoscience Stephen Meyers yang terlibat dalam misi ini mengatakan temuan itu berdasarkan metode statistik kompleks. Metode tersebut mengaitkan teori astronomi dengan pengamatan geologi yang dikenal sebagai astrochronology. Namun, jika perhitungan ini digunakan untuk menghitung jarak Bulan-Bumi lebih dari 1,5 miliar tahun lalu, maka akan terjadi kekacauan. Sebab, mengacu pada perhitungan ini 1,5 miliar tahun lalu jarak Bulan sangat dekat dengan Bumi sehingga gravitasi keduanya bisa menghancurkan Bulan. Padahal, peneliti tahu kalau Bulan berusia 4,5 Miliar tahun. Sehingga sangat mungkin ada kesalahan pada model perhitungan yang saat ini digunakan peneliti. Pada dasarnya, metode astrochronology ini digunakan untuk menelisik bumi dan tata surya di masa lampau. "Kami ini bisa mempelajari bebatuan yang berusia miliaran tahun seperti bagaimana kami meneliti proses geologis batuan.Metode ini juga digunakan untuk merekonstruksi sejarah tata surya dan memahami lebih jelas mengenai perubahan iklim dengan menangkap jejaknya di bebatuan. Sebagai contoh, para peneliti mempelajari formasi bebatuan Xiamaling di Cina Utara yang berusian 1,4 miliar tahun dan pegunungan bawah laut Walvis di bagian selatan Samudera Atlantik yang berusia 55 juta tahun. Dengan mengamati jejak geologis yang terekam dalam batuan dan menggabungkan perhitungan akan mengungkap perubahan rotasi Bumi, orbit, dan jarak Bulan sepanjang sejarah. Hal ini juga mengungkap bagaimana panjang hari di Bumi perlahan terus bertambah. Baca juga : KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 peneliti bisa memastikan bahwa panjang waktu dalam sehari dan jarak antara Bumi dengan bulan. Saat itu, Meyers mengatakan jarak Bulan berdasarkan catatan sejarah. "Catatan geologis adalah pengamatan astronomik mengenai bagaimana awal tata surya," jelas Meyer lagi seperti dilansir Space. Kontak Perkasa - Timnas Jerman memegang rekor penampilan final terbanyak dalam Piala Dunia yakni delapan kali pada 1954, 1966, 1974, 1982, 1986, 1990, 2002, dan 2014.
Jumlah penampilan final tersebut lebih banyak dari sejumlah negara seperti Brasil (7), Italia (6), Argentina (5), Belanda (3), Uruguay (2), Prancis (2), Ceko (2), Hungaria (2), Inggris (1), Spanyol (1), dan Swedia (1). Dari delapan final tersebut, timnas Jerman meraih gelar juara sebanyak empat kali pada 1954, 1974, 1990, dan 2014. Gelar juara pertama diraih Jerman Barat usai mengalahkan Hungaria dengan skor 3-2 di Wankdorf Stadium, Bern, Swis, pada 4 Juli 1954. Baca juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Setelah meraih gelar juara perdana di Piala Dunia 1954, DFB-Elf puasa gelar cukup lama. Butuh waktu 20 tahun bagi Jerman Barat untuk meraih gelar juara Piala Dunia berikutnya. Sebagai tuan rumah, Jerman Barat berhasil menumbangkan Belanda dengan skor 2-1 di hadapan sekitar 75 ribu penonton Olympiastadion, Munich, pada 7 Juli 1974. Dua gol Nationalelf dicetak Paul Breitner (25') dan Gerhard Muller (43'). Enam belas tahun kemudian, Jerman Barat meraih gelar juara yang ketiga di Piala Dunia Italia 1990. Mereka sukses mencegah Argentina yang juga berniat untuk mendapatkan gelar juara yang ketiga setelah 1978 dan 1986. Jerman Barat menang 1-0 atas Argentina di hadapan sekitar 73 ribu penonton Stadio Olimpico, Rome, pada 8 Juli 1990. Satu-satunya gol dalam laga itu diciptakan Andreas Brehme lewat titik putih pada menit ke-85. Baca juga : KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 Gelar terakhir diraih timnas Jerman pada Piala Dunia Brasil 2014. Skuat asuhan Joachim Loew kembali menang atas Argentina dengan skor 1-0 lewat gol Mario Goetze di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, 13 Juli 2014. Kendati tampil paling banyak di final, Jerman bukan pemegang rekor gelar juara terbanyak di Piala Dunia. Rekor gelar juara terbanyak di Piala Dunia dipegang Timnas Brasil yakni lima kali pada 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002. Jerman tercatat sebagai tim yang paling sering kalah di final dengan koleksi empat kekalahan, yaitu pada 1966, 1982, 1986, dan 2002. Kontak Perkasa - "Mulutmu Harimaumu" mungkin di zaman digital sekarang ini bisa diganti dengan "Jarimu Harimaumu". Apabila dulu seseorang harus berhati-hati dalam berkata, sekarang seseorang harus berhati-hati dengan ketikan di media sosial.
Ucapan secara verbal kadang tidak selalu terekam dan mudah untuk dihapus. Meskipun tidak terekam, mungkin hanya diingat oleh orang yang mendengar dan tentu saja bisa terlupakan mengingat terbatasnya memori manusia. Berbeda dengan ucapan, ketikan seseorang di media sosial atau situs tertentu terekam dan sulit untuk dihapus jejaknya. Pengamat keamanan internet sekaligus Information Technology Security Specialist Vaksinkom, Alfons Tanujaya mengatakan, ketikan yang menjadi jejak digital tersebut dipastikan akan berada di internet selama-lamanya. Baca juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik Alfons mengatakan jejak digital memang bisa dihapus. Namun, sekali terunggah bisa saja ketikan tersebut sudah di screenshot orang lain. Screenshot ini lantas bisa diunggah ulang oleh orang lain ke berbagai layanan chat atau sosial media lainnya. Belum lagi apabila tautannya dibagikan media sosial. Oleh karena itu, jejak digital tidak mungkin dihapuskan. Alfons mengingatkan kecepatan penyebaran sebuah informasi di media sosial. "Secara fisik jejak digital mungkin dihapus tetapi sesuatu yang sudah terekam kemungkinan besar sudah ada di mana mana," kata Alfons saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Senin (4/6). Belum lagi apabila orang tersebut merupakan seorang tokoh, atau selebritis yang pastinya diperhatikan oleh masyarakat di media sosial. Dapat dipastikan, jejak digital itu tidak bisa dihapus. Masyarakat yang melihat aktivitas tokoh atau selebritis di media sosial cenderung membagikan ke akun pribadinya, kemudian teman di akun medianya juga membagikannya, dan seterusnya. Intinya Alfons mengingat penyebaran informasi di media sosial sulit dikontrol. Bisa saja si empu yang menuliskan pendapat di media sosial sudah dihapus, namun orang lain yang membagikan postingan tersebut masih memiliki itu. "Hampir tidak mungkin karena sekian banyak orang melihat dan bisa saja membagikan postingan tersebut. Belum lagi media sosial juga secara otomatis [mem]back up jejak digital itu," kata Alfons. Oleh karena itu, pada era ini, Alfons mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Alfon menegaskan lagi, jejak digital tidak dapat dihapus secara tuntas. Masyarakat diharapkan berpikir lebih sebelum menggunakan media sosial agar postingan tersebut tidak disalahgunakan dikemudian hari. Baca juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas "Jadi sarannya kalau tidak mau disalah gunakan harap berhati hati meninggalkan jejak di media sosial. Jadi mungkin hari ini anda pro sayap kanan, tahu-tahu beberapa tahun kemudian jadi sayap kiri. Wah itu luar biasa akan dimanfaatkan akan berbalik ke Anda," kata Alfons Kontak Perkasa - Pemprov DKI Jakarta buka-bukaan soal tong sampah made in Jerman yang ramai jadi pembahasan di media sosial. Mulai dari alasan pemilihan hingga importir yang dipilih.
Tong sampah yang ramai dibahas adalah garbage bin 660 liter merupakan produk yang diimpor dari Jerman. Tong sampah ini berwarna hijau dengan tutup oranye dan roda di bagian bawah. Informasi tentang tong sampah yang ramai dibahas ini berasal dari screenshot situs e-Katalog LKPP. Tong sampah yang dimaksud adalah garbage bin beroda dengan kapasitas 660 liter merek Weber. Di situ tertulis pengadaan tong sampah sebanyak 2.640 buah dengan harga satuan USD 253,62 atau Rp 3.599.375,04. Ada pula ongkos kirim sebesar USD 5.581 atau Rp 79.205.552. Baca juga : KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji mengakui adanya pembelian itu. Adji mengatakan pengadaan tong sampah ini dilakukan sesuai analisis kebutuhan dan dibeli lewat sistem e-purchasing melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dia mempersilakan harga tong sampah di e-katalog dibandingkan dengan harga barang serupa di toko online. "Mekanisme e-purchasing memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk memilih produk yang benar-benar sesuai kebutuhan dengan harga terbaik. Silakan dibandingkan, ternyata memang harga produk sejenis di toko-toko online, rata-rata lebih mahal dari harga kami beli melalui e-katalog LKPP," kata Adji dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/6/2018). Pembelian produk buatan Jerman juga memiliki alasan tersendiri. Adji mengatakan produk yang tersedia di e-katalog hanya barang impor dari China dan Jerman. "Kami tidak mendapati produk lokal di katalog dan di pasaran untuk produk jenis ini, hanya ada produk China dan Jerman. Setelah melakukan pertimbangan secara teknis, kami pilih produk Jerman dengan pertimbangan kualitas," ungkap Adji. Tong sampah ini diimpor oleh PT Groen Indonesia. Adji menuturkan pemilihan importir juga sudah melalui berbagai pertimbangan, salah satunya legalitas. "Bukan perusahaan abal-abal," ujarnya meyakinkan. Pembelian tong sampah made in Jerman ini adalah upaya Pemprov DKI untuk modernisasi proses pengumpulan sampah di Jakarta. Harapannya, proses ini bisa persis seperti di kota-kota maju. Baca juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Adji mengatakan proses pengumpulan sampah di Jakarta selama ini tidak efisien. Dia mengilustrasikan saat ini 1 orang di Jakarta menghasilkan 2-3 liter sampah per hari. Tong sampah made in Jerman ini bisa menampung sampah untuk 330 orang atau 70 KK. "Ketika jadwal pengangkutan Garbage Bin, petugas dapat mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan mengaitkan ke kait hidroliknya, maka sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Persis seperti di negara-negara maju," kata Adji. |
About Us
Archives
February 2022
|