Tambang Berlian Merah Muda Rp43,75 M per Karat Ditutup PT Kontak Perkasa Futures - Raksasa pertambangan global, Rio Tinto menutup Tambang Argyle yang berlokasi wilayah terpencil Kimberley, Australia Barat.
Mengutip AFP, Selasa (3/11) Tambang Argyle merupakan sumber 90 persen berlian merah muda di dunia. Kini, cadangan permata mahal dan langka tersebut di Tambang Argyle telah habis. Tambang Argyle pertama kali ditemukan pada 1979. Selang 4 tahun kemudian, perusahaan Anglo-Australia itu memulai operasi penambangan. Selama 37 tahun, Tambang Argyle telah menghasilkan lebih dari 865 juta karat berlian kasar. Termasuk, batu berlian merah muda yang sangat berharga. Rio Tinto memperkirakan proses penonaktifan dan pembongkaran situs tambang memakan waktu sekitar 5 tahun. Dalam penutupannya, sejumlah karyawan Tambang Argyle dan pemilik tanah adat menghadiri upacara menandakan berakhirnya operasi. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas "Babak baru sekarang akan dimulai, saat kami memulai proses penutupan Tambang Argyle dan merehabilitasi lahan, untuk diserahkan kembali kepada penjaga tanah adatnya," kata Manajer Tambang Argyle Andrew Wilson. Rio Tinto menuturkan nilai berlian merah muda melonjak hingga 500 persen dalam 2 dekade terakhir. Dengan berakhirnya operasional Tambang Argyle, perseroan memprediksi harga berlian berpotensi naik. Saat ini, harga permata cantik tersebut bisa mencapai US$3 juta per karat, atau setara Rp43,75 miliar, mengacu kurs Rp14.585 per dolar AS. Berlian di Tambang Argyle bisa memiliki warna merah muda yang cantik karena panas dan tekanan yang ekstrim selama pembuatannya. Kondisi tersebut membengkokkan kisi kristal berlian dan mengubah pantulan cahaya saat melewati tubuh berlian. Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|