Prospek Cerah Industri Nikel di Indonesia Tahun Ini PT Kontak Perkasa Futures - Analis PT Pefindo Martin Pandiangan menilai prospek industri nikel di Indonesia stabil dalam jangka pendek hingga menengah. Hal itu didukung oleh permintaan global yang tinggi serta posisi Indonesia sebagai produsen terbesar nikel primer terbesar dunia.
Martin menyebut nikel Indonesia tak hanya diminati oleh produsen besi dan baja (stainless steel), namun juga untuk baterai mobil listrik yang diperkirakan akan membutuhkan pasokan jumlah besar dalam jangka menengah. Dia menilai Indonesia sudah berada di posisi yang tepat dalam pasar nikel global dalam menggantikan China sebagai produsen nikel nickel pig iron (NPI) terbesar dengan cakupan 27 persen pasar global. "Serta posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar primer, dorongan dalam bentuk regulasi pemerintah untuk menciptakan industri hilir nikel juga menegaskan opini kami bahwa industri nikel merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya pada siaran IDX Channel awal pekan ini. Martin menyebut larangan ekspor biji nikel yang diberlakukan pada awal 2020 lalu sempat mengganggu pasokan global. Hal ini diharapkan dapat mendorong investasi asing ke proyek hilir Indonesia. Di sisi lain, ia menyebut di tengah pemulihan ekonomi global permintaan stainless steel mulai bergairah, terutama dari China. Ini terbukti dari harga komoditas nikel yang pulih dalam beberapa bulan terakhir. "Seiring dengan pemulihan global khususnya di China, terlihat juga dari harga komoditas nikel yang pulih dalam beberapa bulan terakhir," tambahnya. Sudah memegang di hulu dan hilir, Martin menyebut industri nikel juga ditopang oleh dukungan penuh pemerintah. Menurut Martin, pemerintah menerapkan regulasi yang cenderung efektif. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Selain itu juga ramah terhadap calon investor atau mitra yang ingin mengembangkan pabriknya di Indonesia. Namun, ia menilai dalam membentuk ekosistem baterai listrik di RI membutuhkan waktu yang panjang. Selagi membangun ekosistem itu, ia menyebut pemerintah bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk menggaet lebih banyak mitra strategis lainnya. "Untuk bisa membentuk ekosistem butuh waktu sangat panjang karena membentuk hulu hingga hilirnya," pungkasnya. Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|