PT Kontak Perkasa - Stephen Feehily tinggal di pinggiran kota New Orleans, Louisiana, daerah di mana sebagian besar Amerika Selatan ragu untuk divaksinasi terhadap COVID-19. Sementara kedua putranya terlalu muda untuk disuntik, dia menyesal bahwa dia dan istrinya memilih untuk tidak disuntik.
"Saya akui saya membuat kesalahan," katanya kepada VOA. "Saya tidak ingin ini terjadi pada istri, diri saya sendiri, atau siapa saja. Ini benar-benar mengerikan. Saya ingin secepat mungkin mendapatkan vaksin itu." Perubahan sikap terjadi setelah dia, istri, dan putra bungsunya semuanya dinyatakan positif virus corona saat berlibur bulan lalu. Feehily mengatakan itu adalah perasaan paling sakit yang bisa dia ingat. Selain kehilangan indra perasa dan penciumannya, ia mengalami kesulitan bernapas dan masih belum pulih sepenuhnya. Dia kedinginan, demam, dan istrinya harus menyetir sendiri ke ruang gawat darurat karena Stephen tidak mampu melakukannya. Kisah keluarga Feehily itu menjadi tren yang semakin bertambah di wilayah selatan AS dimana rendahnya tingkat vaksinasi mengakibatkan infeksi COVID-19 varian delta yang lebih tinggi. Tingkat vaksinasi Louisiana paling rendah, hanya 38% penduduk yang divaksinasi. Tidak heran jika Louisiana juga memimpin dalam jumlah per kapita infeksi baru virus corona. Pejabat menyatakan rawat inap rumah sakit akibat COVID-19 meningkat 124% dari dua minggu yang lalu dan kematian meningkat 221%. Feehily tidak memiliki masalah dengan mengenakan masker dan tidak menganggap dirinya anti-vaksin. Tetapi rasa aman yang salah berdasarkan penurunan tingkat infeksi di awal tahun - dan keragu-raguan dari istrinya untuk divaksinasi - mencegahnya mendaftar untuk suntikan. "Saya cenderung mengambil isyarat tentang kesehatan darinya," katanya. "Saya pikir keragu-raguannya didasarkan pada data yang dia lihat yang menunjukkan beberapa efek samping yang mengerikan. Saya sekarang mengerti dia hanya gugup untuk mendapatkannya sebelum menerima persetujuan FDA. Saya tidak menyalahkannya, tetapi saya juga tidak setuju. Saya tidak pernah ingin sakit itu lagi dan saya pasti divaksinasi." Sumber: VOA PT Kontak Perkasa PT KP Press Kontak Perkasa Futures Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|