Kontak Perkasa - Majelis-majelis agama di Bali mengusulkan internet mati selama 24 jam saat Nyepi. Apa tanggapan pihak provider?
"Kami akan mengikuti arahan pemerintah," kata Corporate Communication XL Axiata East Region Ibnu Syahban lewat pesan singkat, Kamis (21/2/2019). Penghentian internet selama 24 jam saat Nyepi itu sudah dilakukan pada tahun lalu. Ibnu tak menampik jika penghentian internet itu dikatakan berdampak pada bisnis perusahaannya. "Secara bisnis sedikit banyak tentu berpengaruh, namun kami tetap berkomitmen untuk mendukung dan mengikuti arahan pemerintah," ujarnya. Ibnu juga memastikan, meski tahun lalu internet dimatikan selama 24 jam, pihaknya tak menerima komplain dari pelanggan. Soal penonaktifan internet tersebut, Ibnu menegaskan pihaknya mengikuti aturan pemerintah. Baca juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik "Untuk komplain masalah penonaktifan layanan internet ini bisa dibilang hampir tidak ada, karena ini merupakan arahan dari pemerintah, " jawabnya. "Mengenai rencana penonaktifan ini, kami masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak terkait, apakah seperti tahun lalu atau ada yang berbeda," jelas Ibnu. Rencana menghentikan internet selama 24 jam itu diusulkan majelis-majelis agama agar Nyepi lebih khusyuk. Penghentian internet selama 24 jam ini juga mendukung umat Hindu dalam menjalankan Catur Brata Penyepian, terutama mengistirahatkan diri, pikiran, dan perkataan demi meningkatkan spiritualitas umat. Meski begitu, ada pengecualian bagi fasilitas pemerintah, rumah sakit, bandara, keamanan, dan fasilitas publik lainnya yang vital agar internet tetap hidup. "Tujuan penghentian internet itu sama dengan tahun lalu supaya umat Hindu dapat khusyuk melaksanakan hari Nyepi dan menjaga supaya tidak ada provokasi, tidak ada bahasa-bahasa (medsos) yang tidak baik ketika Nyepi," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Rabu (20/2). Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|