Kontak Perkasa - Mundur beberapa tahun ke belakang, sepatu yang sudah kotor lazimnya dicuci sendiri oleh pemiliknya atau asisten rumah tangga. Masih sangat langka orang yang mengandalkan jasa cuci sepatu lantaran saat itu memang masih jarang.
Demikian pula masyarakat yang terpilih untuk memodifikasi atau custom sepatunya dengan gambar-gambar keren demi tampil beda. Beberapa tahun lalu belum ada bisnis yang menawarkan jasa tersebut. Namun kini, kedua bisnis sulap sepatu tersebut menjamur di mana-mana dan berlomba-lomba untuk menangkap konsumen. Bisnis yang seperti apa sih itu? Sebegitu menguntungkan kah? Salah satu jasa cuci sepatu adalah Shoes and Care. Layanan jasa cuci sepatu ini didirikan oleh Tirta Hudhi. Dia memulai bisnis tersebut sejak Oktober 2013 di Yogyakarta. Kala itu dia melakukan jasa cuci sepatu di emperan kost-kostan tempatnya tinggal. "Terus akhirnya banyak orang nitip-nitip, dari kost satu, ke kost yang lain di Yogyakarta," kata Tirta saat berbincang dengan detikFinance melalui sambungan telepon seperti ditulis Minggu (21/4/2019). Bisnisnya semakin laris manis pasca Gunung Kelud meletus pada Februari 2014. Dia juga merasakan ganasnya abu yang disemburkan Gunung Kelud. Sepatunya miliknya juga ikut kecipratan abu. Dari situ dia iseng-iseng memfoto sepatunya yang jadi korban semburan abu Gunung Kelud. Setelah itu dia mencucinya dengan bersih dan tak lupa difoto. Foto 'sulap' dari sepatu kotor tertutup abu vulkanik jadi bersih setelah dicuci itu dia unggah di media sosial. Tak disangka, unggahan itu viral, hingga banyak pelanggan berdatangan. Ada lagi yang tidak kalah unik, yaitu bisnis modifikasi sepatu atau beken disebut custom sepatu. Sama dengan cuci sepatu, bisnis menggambar sepatu ini juga dulu belum begitu dilirik. Salah satu yang membuka layanan custom sepatu adalah Never Too Lavish. Bisnis yang digeluti Never Too Lavish ini adalah custom sepatu. Jadi bisnis ini memberikan layanan bagi pemilik sepatu yang ingin membuat tampilan sepatunya lain dari yang lain, yaitu dengan digambar sesuai keinginan si pemilik. Never Too Lavish didirikan oleh Muhammad Haudy. Pada awalnya dengan tujuan mewadahi para seniman muda di Indonesia. Dia menyadari bahwa terkadang mereka tidak tahu bagaimana cara memanfaatkan bakatnya di bidang seni, dalam hal ini gambar-menggambar. "Awalnya sih kita kepengen mengelola seniman-seniman muda yang ada di Indonesia aja sih. Lebih kepada seniman-seniman yang belum punya wadah untuk bekerja," ujarnya. Ada beragam faktor yang membuat bisnis di bidang jasa tersebut mampu tetap hidup hingga saat ini. Misalnya bisnis layanan cuci sepatu. Mungkin dulu bila sepatu sudah kelihatan buluk akan bernasib dikandangkan di gudang atau bahkan di buang. Namun saat ini harga sepatu bermerek sudah semakin mahal. Pada akhirnya pemilik sepatu merasa sayang bila sepatu yang sudah buluk disimpan di gudang atau dibuang untuk diganti yang baru. Itu lah yang diutarakan pemilik Shoes And Care Tirta Hudhi. "Sepatu sekarang harganya mahal kan. Sekarang sepatu Rp 2 jutaan. Bahkan ada sepatu luar, kayak beberapa sepatu Gucci sampai Rp 15-20 juta. Nah itu yang mengakibatkan jasa ini bisa bertahan sampai sekarang," katanya saat berbincang dengan detikFinance melalui sambungan telepon seperti ditulis Minggu (21/4/2019). Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Disamping itu, sekarang masyarakat sudah lebih tereduksi sehingga menyadari pentingnya menjaga kebersihan sepatu. Alhasil, lantaran malas membersihkan sendiri, mereka memilih membersihkan sepatunya lewat jasa cuci sepatu. Bisnis modifikasi sepatu alias custom sepatu juga tak kalah dari bisnis cuci sepatu. Hingga hari ini mereka masih eksis, walaupun jasa gambar-menggambar sepatu tidak bisa dikatakan murah. Pemilik usaha modifikasi sepatu, Never Too Lavish Muhammad Haudy menuturkan rahasia mengapa bisnis menggambar di sepatu bisa bertahan hingga kini. Tentu saja, kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini yang ingin kelihatan beda, atai bosan dengan yang begitu-begitu saja membuat jasa modifikasi sepatu ini bisa tetap eksis. "Karena mereka pengin beda dari yang lain ya. Mereka nggak mau barang yang mereka pakai sama," ujarnya. Bisnis cuci sepatu Shoes And Care misalnya, sang pemilik Tirta Hudhi menceritakan seperti apa keuntungan dari bisnis tersebut. Dia tak mau terang-terangan menyebut nominal omzetnya. Namun dia menyebut cuma butuh 6 sampai 14 bulan buat balik modal. Dia hanya memberi gambaran berapa banyak dalam sehari pelanggan yang datang untuk dicucikan sepatunya. Untuk biaya jasanya sendiri mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 120 ribu. "Intinya sehari bisa 10 sampai 15 sepatu. Tergantung sih kalau daerah kota atau apa," katanya saat berbincang dengan detikFinancemelalui sambungan telepon seperti ditulis Minggu (21/4/2019). Dia mengatakan saat ini sudah memiliki 35 gerai yang tersebar di sejumlah kota. Bisa dibayangkan, bisnis yang dia mulai sejak 2013, saat ini sudah terdapat 35 gerai. Artinya penghasilannya dari situ tidaklah sedikit. Sebanyak 35 gerai itu masing-masing luasnya 10 hingga 15 meter persegi. Bisnis modifikasi dengan menggambar sepatu juga laris manis saat ini di Indonesia. Salah satu yang berhasil meraup pundi-pundi rupiah dari bisnis ini adalah Never Too Lavish yang didirikan oleh Muhammad Haudy. Dia juga tak mau menyebutkan nominal omzet per bulan. Dia hanya mengatakan dalam sebulan jumlah sepatu yang dilayani mencapai 50 sampai 60 item. "Untuk sepatu mungkin 50-60 sepatu (per bulan)," katanya. Tinggal dikalikan saja masing-masing modifikasi sepatu ditawarkan mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta. Jika dihitung rate terendah yaitu Rp 3,5 juta lalu dikalikan 50 sepatu dalam sebulan, maka total penghasilan dalam sebuah adalah Rp 175 juta. Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|