Kontak Perkasa - Aparat kepolisian berkomitmen mengusut aksi vandalisme yang menyasar relief di Monumen Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949 di Kompleks Museum Benteng Vredeburg Yogya. Komitmen itu disampaikan Kapolda DIY, Irjen Pol Ahmad Dofiri.
Kepada wartawan, Dofiri mengatakan dirinya telah memerintahkan Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, untuk mengusut kasus vandalisme di monumen yang berada di Titik Nol KM Yogya ini. Sebab, aksi tersebut dianggap meresahkan. "Pelakunya saya bilang ke Kapolresta (Yogyakarta) untuk diusut," ujar Dofiri di Hotel Royal Darmo Kota Yogyakarta, Rabu (20/2/2019). Agar kasus serupa tak terulang, lanjut Dofiri, pihaknya Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bersedia memasang CCTV di lokasi-lokasi strategis. Menurutnya, jika ada CCTV maka pengawasan aparat seperti di Monumen SU 1 Maret akan lebih maksimal. "Jadi kita juga kalau misalnya ada CCTV, masang (CCTV) seperti itu memudahkan kita. Paling tidak (peristiwa) terekam. Ini salah satu bentuk pengawasan, karena orang banyak," lanjutnya. Baca juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini menambahkan, setelah ini pihaknya akan berupaya untuk menangkap pelaku. "Kita akan coba cari pelakunya. Tapi kita juga imbau lah, ada masyarakat supaya ikut mengawasi dan menemukan orangnya," ujarnya. Armaini menduga aksi vandalisme yang menyasar Relief Monumen SU 1 Maret 1949 merupakan bentuk kenakalan remaja. Meski demikian, lanjutnya, aksi vandalisme yang merusak fasilitas publik apapun alasannya tak bisa dibenarkan. "Intinya (aksi vandalisme) sebenernya itu pelanggaran, itu meresahkan masyarakat, enggak boleh itu. Ya kita akan coba lah patroli cari pelakunya siapa, kita tertibkan. Itu bisa masuk pasal pengrusakan," tandasnya. Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menyayangkan adanya aksi vandalisme di Relief Monumen SU 1 Maret 1949. Padahal monumen yang berada di timur laut Titik Nol KM Yogyakarta ini sarat dengan nilai sejarah. "Sangat disayangkan, kita masih melihat beberapa perusakan fasilitas-fasilitas publik yang ada di Kota Yogyakarta," ujar. Pascainsiden ini, Pemkot Yogyakarta akan mencoba berkoordinasi dengan pengelola Museum Benteng Vredeburg. Sebab, Pemkot tak memiliki kewenangan karena pengelolaan Monumen SU 1 Maret di bawah naungan Kemendikbud. "Kebetulan ini (monumen) serangan umumnya berada di wilayah Benteng Vredeburg ya. Benteng Vredeburg ini sebenarnya berada di bawah kepengelolaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)," ujar politikus PAN Yogyakarta ini. "Sepertinya perlu ada koordinasi lebih lanjut. Karena lebih baik ada sesuatu koordinasi (antara Pemkot dengan pengelola museum) sehingga semuanya bisa terselesaikan dengan baik. Karena di monumen ini semua orang bisa masuk," pungkas dia Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|