Kontak Perkasa - Kondisi hutan mangrove di Teluk Benoa, Bali, yang rencananya bakal direvitalisasi menjadi taman dan pusat studi mangrove memprihatinkan. Banyak sampah-sampah plastik yang tersangkut di sela-sela akar mangrove.
Pantauan detikcom di hutan mangrove, Jl By Pass Ngurah Rai, Bali, pada Kamis 22 November 2018, sampah sudah terlihat ketika memasuki pintu masuk. Sepanjang kanan dan kiri jalan ada saja sampah yang nyangkut di sela akar mangrove tersebut maupun di sisi lahan yang tidak ditumbuhi mangrove. Memasuki kawasan hutan, sebenarnya sejumlah tong-tong sampah bisa mudah ditemui di beberapa lokasi. Salah satunya di gazebo-gazebo yang disediakan bagi pengunjung untuk melepas lelah. Meski sudah dipasang papan imbauan, masih banyak pengunjung yang meninggalkan sampahnya sembarangan. Tak hanya sampah, coretan-coretan tangan jahil juga tidak sedap dipandang mata. Coretan-coretan itu ada hampir di tiap tiang penyangga maupun kursi yang ada di pos tersebut. Tak berhenti di situ, ulah tangan jahil juga terpampang jelas di satu-satunya gardu pandang di kawasan mangrove tersebut. Baca juga : Tahun 2018, Bisnis Investasi Dinilai Tetap Menarik Parahnya lagi, tong sampah warna hijau yang sudah mencolok itu maupun imbauan agar buang sampah pada tempatnya masih tidak diindahkan. Sampah-sampah seperti tisu, puntung rokok hingga botol air kemasan berserakan di tiap anak tangga menuju lantai atas. Aksi vandalisme tangan jahil itu juga memenuhi setiap anak tangga menuju lantai atas. Setibanya di atas gardu pandang, coretan-coretan itu bahkan juga digoreskan di bagian atap dan membuat makin tidak sedap dipandang. Keterlaluannya, ada juga sisa sampah seperti botol minum hingga kulit mangga yang ditinggalkan pengunjung di kursi. Tak cuma itu, papan petunjuk mangrove trail juga tak luput dari aksi corat-coret. Soal sampah ini juga dikeluhkan Wayan Kunak (64) yang sering mencari udang maupun kepiting di kawasan ini. Dia mengaku kini tangkapannya berkurang sejak banyak sampah maupun limbah yang mencemari kawasan tersebut. "Kalau dulu masang 21 bubu bisa dapat 30 kepiting lebih. Sekarang masang 16 aja kadang ndak dapat. Mulai berkurang sejak banyak sampah sama limbah garmen itu," ujar Wayan Kunak saat berbincang. Untuk diketahui hutan ini merupakan satu-satunya kawasan mangrove di Pulau Bali. Kawasan ini pun menjadi alternatif destinasi wisata bagi para turis yang berkunjung ke Bali. Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|