PT Kontak Perkasa Futures - Angga, pria kurus pedagang kopi instan di pertigaan Jalan Senopati-Jalan Gunawarman, Jakarta, mengaku sudah biasa melihat dengan kecelakaan yang kerap terjadi di lokasi itu. Salah insiden dua kali Apotek Senopati ditabrak mobil.
Ia menilai bentuk persimpangan dan pembatas jalan yang rendah jadi salah satu kerentanan kecelakaan. "Sudah enggak heran, sudah biasa. Kadang juga guling tengah jalan," jawabnya, sambil menunjuk ke arah pertigaan di depannya, saat ditemui CNNIndonesia.com, di tempat jualannya yang menghadap Apotek Senopati, Jakarta, Minggu (29/12). Diketahui, mobil BMW dengan nomor polisi B 610 MAG yang dikemudikan AS (19) menabrak Apotek Senopati pada Minggu (29/12) dini hari. Hasil tes urine menunjukkan bahwa tersangka positif menggunakan ganja. Polisi juga menemukan obat terlarang lainnya dari apartemen AS. Polisi kemudian menahan AS di Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan. AS nantinya bakal dijerat dengan pasal 114 dan 112 UU Narkotika. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Meski begitu, Angga kadang merasa risau dengan kecelakaan-kecelakaan itu. Menurutnya, kejadian serupa sudah sering terjadi meski tak semua berakhir fatal. Ia menilai kecelakaan itu tak lepas dari bentuk lajur dari Jalan Gunawarman menuju Jalan Senopati yang tak tampak seperti pertigaan. Selain itu, kata dia, ada andil pembatas pertigaan yang rendah dan tipis yang bisa mengakibatkan pengendara tak sadar akan keberadaan persimpangan. Dari pantauan CNNIndonesia.com, trotoar segitiga yang berada di tengah pertigaan tersebut cukup rendah. Meski demikian, di tengahnya ada pohon dan tanaman hias hijau yang cukup tinggi. Tak ketinggalan, ada rambu lalu lintas penunjuk arah. Pasca-kecelakaan itu, beton pembatas jalan atau movable concrete barrier (MCB) tampak sudah dipasang di sisi kanan trotoar dari arah Jalan Gunawarman itu. Selain itu, perbaikan tengah dilakukan terhadap dinding Apotek Senopati yang tertabrak. Apotek itu sendiri masih beroperasi normal. Ditemui terpisah, Ozi, warga setempat yang sempat melihat sekilas kejadian tersebut, mengaku tak heran dengan kecelakaan itu. Pria berusia 35 tahun itu mengatakan sudah sering menyaksikan kendaraan mengebut yang melintasi jalur Jalan Senopati. "Iya sering, Mbak. Coba deh duduk sini malem sampai pagi, pasti banyak lihat mobil ngebut kenceng," jelas Ozi sembari menyeruput kopinya. Dirinya yang bekerja dan tinggal di daerah Senopati itu menyayangkan dua kejadian yang terjadi beruntun itu tak ditanggapi serius oleh Pemerintah. Menurutnya, kejadian tersebut bisa dihindari jika tersedia rambu waspada atau pagar tinggi di sekitar pertigaan. Ozi juga sempat mengusulkan pemasangan pagar di sekitar pertigaan kepada lurah setempat, namun belum ada aksi jelas yang diambil. "Jawabannya, 'ya nanti disosialisasikan', begitu," aku dia. Keberadaan Pub Warga lainnya, Abdullah alias Abul (26), mengatakan jalur ke arah Jalan Senopati memang tidak gelap saat malam hari. Terdapat papan reklamasi yang menerangi badan jalan. Ia hanya menyebut bahwa hampir seluruh pelaku tabrakan adalah pengemudi berusia relatif muda yang tidak dalam kondisi fit untuk menyetir. Selain itu, Abul menyindir soal keberadaan tempat hiburan yang menyediakan minuman keras di area itu. Comments are closed.
|
About Us
Archives
February 2022
|