Cukai Rokok Kretek Tangan Tak Naik Demi Selamatkan Pekerja PT Kontak Perkasa Futures - Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada 2021 nanti dengan kenaikan rata-rata sebesar 12,5 persen.
Namun, dari berbagai golongan atau jenis cukai rokok yang naik, Ani, sapaan akrabnya, mengecualikan jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). Alasannya, SKT merupakan industri padat karya atau menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan golongan rokok lainnya. Mengingat RI masih dalam proses pemulihan dari dampak covid-19, Ani menilai perlu memberikan perlindungan untuk para buruh di industri terkait. "Sigaret kretek tangan tadi yang memiliki tenaga kerja terbesar. Dengan komposisi tersebut, maka rata-rata kenaikan tarif cukai adalah sebesar 12,5 persen," jelasnya pada press conference, Kamis (10/12). Dalam menentukan tarif cukai rokok 2021 mendatang, ia mengatakan ada beberapa aspek yang diperhatikannya.Yakni, kesehatan atau pengendalian konsumsi, tenaga kerja, petani tembakau, penerimaan negara, dan industri rokok ilegal. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Dia bilang keputusan diambil dengan pertimbangan panjang demi memberikan keadilan bagi seluruh komponen di dalamnya. Pasalnya, sebanyak 6 juta-7 juta orang terlibat, baik secara langsung maupun tak langsung dengan industri hasil tembakau. Dari hasil kajiannya, Ani menetapkan kenaikan CHT jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) golongan I sebesar 18,4 persen. SPM golongan IIA naik sebesar 16,5 persen. Lalu, untuk SPM golongan IIB naik 18,1 persen. Untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) golongan I naik sebesar 16,9 persen. SKM golongan IIA naik 13,8 persen. Kemudian, SKM golongan IIB naik sebesar 15,4 persen. Penjualan Eceran November Membaik, Meski Masih MinusPT Kontak Perkasa Futures - Survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran bulanan membaik pada November 2020. Meski demikian, angkanya masih negatif. Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang negatif 0,4 persen dibanding IPR bulan sebelumnya yang minus 5,3 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan perbaikan kinerja penjualan eceran ditopang oleh penjualan kelompok barang, seperti suku cadang dan aksesoris, serta subkelompok sandang sejalan dengan kenaikan kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru. Secara tahunan, penjualan eceran per November tercatat minus 15,7 persen. Angka ini lebih dalam dibandingkan tahunan pada Oktober yang minus 14,9 persen. "Terutama, disebabkan penurunan penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/12). Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang (Januari 2021) diperkirakan menurun. Sementara, hingga 6 bulan mendatang atau April 2021 kembali meningkat. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Indikasi penurunan harga pada Januari 2021 tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 139,8, lebih rendah dibanding IEH bulan sebelumnya sebesar 142,5. Penurunan harga akan didukung oleh pasokan barang yang tercukupi, kelancaran distribusi, dan normalisasi harga usai libur Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang diperkirakan sebesar 163,9 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 160, karena kenaikan harga bahan baku. "Termasuk juga masuknya bulan Ramadan dan jelang hari raya Idul Fitri 2021," tutur Erwin. OJK Siapkan Aturan Baru Crowd Funding untuk UMKM Kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan aturan baru terkait urun dana atau crowd funding. Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan itu dibuat karena aturan yang ada saat ini kurang mengakomodir usaha kecil menengah (UKM) mencari pembiayaan di luar modal.
"Sedang dipersiapkan crowd funding yang tidak hanya permodalan tapi bergeraknya di bidang pembiayaan. Kalau yang ada kan sekarang kan equity crowd funding cuma permodalan," ucapnya dalam video conference, Senin (7/12). Ia menambahkan dengan aturan baru nantinya jenis efek yang ditawarkan tak hanya dalam bentuk saham, melainkan bisa juga berupa surat utang dan sukuk. "Karena ternyata kami lihat, diskusi, yang dibutuhkan UMKM di daerah itu bukan hanya modal tapi pembiayaan. Kadang-kadang mereka terima order bisa dikerjakan hanya dua bulan pinjam tiga bulan setelah itu dikembalikan. Ini bukan modal tapi modal kerja," imbuhnya. Menurut Tirta, equity crowd funding yang diatur dalam POJK Nomor 37/POJK.04/2018 terbilang hal yang cukup baru di Indonesia. Tak heran sejak aturan tersebut dirilis, hingga saat ini baru ada 111 'emiten' yang menggunakan equity crowd funding sebagai alat untuk mencari modal dengan emisi yang hanya sekitar Rp50 miliar. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Kendati demikian, pada dasarnya equity crowd funding sendiri hampir sama dengan investasi di pasar modal. Ada penerbit (perusahaan yang menawarkan saham perusahaannya), penyelenggara layanan urun dana, dan pemodal (investor). Perbedaannya, penawaran saham dengan sistem ECF dilakukan oleh penerbit untuk menjual saham secara langsung kepada pemodal melalui sistem elektronik secara online. Pihak yang diberikan kucuran dana atau selanjutnya disebut penerbit adalah perusahaan rintisan maupun UKM dengan jumlah modal tidak lebih dari Rp30 miliar dan bukan merupakan perusahaan terbuka. Di sini lah menurut Tirta, persoalan muncul. "Di beberapa tempat dan situasi tertentu tak semua pengusaha UKM punya gawai dan mampu lakukan transaksi digital," tuturnya. Masalah lainnya, penerbit juga harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan bukan perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh suatu kelompok usaha atau konglomerasi. Padahal tak semua UKM berbentuk PT. Kasus Corona Masih Tinggi, Rupiah Melemah ke Rp14.110 PT Kontak Perkasa - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.110 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (7/12). Posisi ini melemah 5 poin atau 0,04 persen dari Rp14.105 per dolar AS pada Jumat (4/12).
Rupiah melemah bersama ringgit Malaysia minus 0,33 persen, won Korea Selatan minus 0,15 persen, yuan China minus 0,08 persen, dan peso Filipina minus 0,07 persen. Sementara dolar Hong Kong dan baht Thailand stagnan. Sedangkan yen Jepang menguat 0,13 persen dan dolar Singapura 0,11 persen. Begitu juga dengan mata uang utama negara maju. Beberapa mata uang melemah, seperti rubel Rusia minus 0,08 persen, dolar Australia minus 0,06 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,05 persen. Mata uang lainnya menguat, seperti franc Swiss 0,17 persen, euro Eropa 0,11 persen, dan dolar Kanada 0,02 persen. Baca Juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat nilai tukar rupiah kemungkinan tertahan pada hari ini. Proyeksinya mata uang Garuda berada di kisaran Rp14.050 sampai Rp14.180 per dolar AS. Ariston bilang ada dua sentimen yang saling tarik menarik sehingga menahan penguatan rupiah. Pertama, penguatan harga aset berisiko belum stabil karena pasar masih mengkhawatirkan prospek pemulihan ekonomi global. Hal ini terjadi karena kasus positif virus corona atau covid-19 masih tinggi. Sementara distribusi vaksin belum benar-benar jelas. "Di Indonesia sendiri kasus penularan yang masih meninggi juga masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com. Kedua, ada pengaruh dari sentimen prospek stimulus fiskal AS. Indeks dolar AS terlihat masih melemah di kisaran 90 karena prospek stimulus fiskal tersebut. "Dua sentimen yang berlawanan ini mungkin masih menahan pergerakan rupiah dalam kisaran yang tidak jauh berbeda seperti hari sebelumnya," jelasnya. Harga Emas Antam Hari Ini 2 Desember, Melesat ke Rp952 Ribu PT Kontak Perkasa Futures - Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp952 ribu per gram pada perdagangan Rabu (2/12). Harga tersebut melonjak Rp14 ribu dibandingkan sebelumnya Rp938 ribu per gram pada Selasa (1/12).
Serupa, harga pembelian kembali (buyback) juga melonjak Rp14 ribu dari Rp811 ribu menjadi Rp825 ribu per gram. Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp526 ribu, 2 gram Rp1,84 juta, 3 gram Rp2,74 juta, 5 gram Rp4,53 juta, 10 gram Rp9,01 juta, 25 gram Rp22,41 juta, dan 50 gram Rp44,74 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp89,41 juta, 250 gram Rp223,26 juta, 500 gram Rp446,32 juta, dan 1 kilogram Rp892,6 juta. Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen. Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX turun 0,18 persen menjadi US$1.815,70 per troy ons. Sedangkan, harga emas di perdagangan spot stagnan di posis US$1.815,32 per troy ons pada pagi ini. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas berhasil rebound (balik arah) karena potensi pemberian stimulus AS jilid II. Selain itu, Gubernur Bank Sentral AS, The Fed Jerome Powell mengatakan masih ingin mempertahankan pelonggaran moneter untuk membantu pemulihan ekonomi AS. "Dua isu tersebut melemahkan nilai tukar dolar AS dan mendorong kenaikan harga emas ke kisaran US$1.800-an," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/12). Menurutnya, 2 sentimen tersebut masih mengangkat harga emas pada perdagangan hari ini. Prediksinya, harga emas bergerak di level US$1.750 per troy ons. |
About Us
Archives
February 2022
|