Sebuah truk pengangkut tebu menyeruduk pos penjaga palang pintu perlintasan kereta api di perlintasan kereta api kawasan Mertapada Kabupaten Cirebon, Senin, 10 Juli 2017. Dari informasi yang dihimpun, truk dengan nomor polisi D 8291 BJ menabrak pos PJL pada pukul 16.40 WIB. Saat itu, posisi palang pintu perlintasan sedang tertutup. Dua menit sebelum kereta melintas, rem mobil truk yang dikemudikan Mahmudin diduga blong. Sopir kemudian berusaha menghindari tabrakan dengan kereta dengan membanting setir ke arah pos jaga perlintasan kereta api. "Palang pintu tidak tertabrak, tapi pos kita yang rusak ditabrak truk," kata Hari Haryanto, petugas Penjaga Palang Pintu Perlintasan kereta api. Dalam peristiwa tersebut, Hari mengatakan tidak ada alat komunikasi dan pengendali palang pintu kereta api yang rusak. Kejadian tersebut juga tidak menimbulkan korban. Sopir truk langsung diamankan polisi untuk dilakukan proses penyelidikan. "Sopir truknya tidak luka. Saya juga tidak apa-apa, hanya syok saja," katanya. Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Krisbiyantoro mengatakan, dari hasil penyelidikan, supir truk tidak memiliki SIM. "Surat-surat kendaraan dan sopir diamankan oleh petugas Polsek Asjap," ujar dia. Warga bersama petugas lalu beramai-ramai mengevakuasi truk pengangkut tebu yang menabrak pos jaga perlintasan. "Kita serahkan kejadian ini ke polisi saja. Petugas tetap bekerja sesuai dengan tugasnya," kata Kris. liputan6.com PT Kontak Perkasa Futures
Kontak Perkasa - Kecintaan yang besar terhadap keramik membuat Yu Ermei rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membangun rumah berlapiskan keramik. Dalam waktu lima tahun, wanita asal China ini menghabiskan US$ 900 ribu atau setara Rp 12,06 miliar (asumsi kurs Rp 13.404 per dolar Amerika Serikat) untuk membangun rumah megah selayaknya istana yang dilapisi oleh keramik berbagai jenis. Ide untuk membuat rumah jenis ini datang pada enam tahun lalu. Lahir di kota Jingdezhen, China yang merupakan pusat pembuatan keramik membuat Yu akrab dengan bahan jenis ini sejak masih berusia belia. Ia kemudian berkeinginan besar untuk bisa membuat karya untuk menghormati kotanya tersebut. Kontak Perkasa Futures
Kaspersky Lab menggelar konferensi keamanan "Palaeontology of Cybersecurity" di Suntec City, Singapura, Kamis (6/7/2017). Ajang itu diselenggarakan sebagai bagian dari pameran keamanan Interpol World Congress 2017.
Dalam ajang tersebut, turut hadir CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky. Ia membeberkan beberapa data terkini soal keamanan jaringan. Salah satunya seputar jumlah "koleksi" database program jahat yang dimiliki oleh Kaspersky. Dalam kesempatan ini, Kaspersky membeberkan bahwa semua OS tidak luput dari yang namanya serangan cyber. Meski begitu, jumlah malware atau program jahat yang dimiliki Kaspersky Lab di Mac OS bikinan Apple dikatakan sangat sedikit. Menurut data per Mei 2017, hingga saat ini Kaspersky Lab hanya menemukan 53.000 ancaman ke OS tersebut. Jumlah tersebut sangat jauh dari OS Microsoft Windows yang memiliki 474 juta serangan dan OS mobile Android bikinan Google dengan 23 juta serangan. Lantas, apa yang membuat jumlah serangan ke OS Mac sangat sedikit? Menurut Kaspersky, hal tersebut terjadi karena jumlah pembuat software untuk Mac masih sedikit. Sedikitnya jumlah engineer Mac tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah kriminal pembuat malware Mac yang dikatakan sedikit. "Ada banyak yang menggarap aplikasi untuk Microsoft Windows dan Android Google, tetapi tidak untuk Mac. Ini sebenarnya bagus untuk pengguna Mac," canda Kaspersky di hadapan media dari Asia, termasuk jurnalis KompasTekno, Deliusno. "Padahal, dari segi keamanan, celah keamanan di Mac sebenarnya lebih banyak dari Windows, tetapi tidak ada yang bikin (malware) saja di Mac," katanya. Sementara itu, jumlah serangan ke Windows dikatakan banyak karena saat ini OS tersebut masih sangat populer di kalangan pengguna biasa. OS bikinan Microsoft tersebut juga masih menjadi standar di kalangan perusahaan. "Jumlah serangan ke Android meningkat begitu drastis karena kejahatan cyber sudah mulai beralih ke mobile," ucap Kaspersky. Jumlah serangan terendah ada di OS mobile bikinan Apple, yakni iOS. Jumlahnya hanya menyentuh angka 600. Menurut Kaspersky, celah keamanan yang ada di iOS sebenarnya ada beberapa. Tetapi hanya sedikit yang mengetahui. Celah tersebut pun dijual di "pasar gelap" dengan harga yang sangat mahal, yakni 1,5 juta dollar AS per celah. Oleh karena itu, para kriminal cyber cenderung untuk melewatkan iOS. Jumlah serangan saat ini sangatlah banyak. Kaspersky membandingkan, pada tahun 1986 hingga 2016, hanya ada 1 juta serangan malware. Sementara itu, setelah tahun 2016, ditemukan sekitar 310.000 serangan tiap harinya. Artinya, dalam satu minggu, bisa ditemukan lebih dari 2 juta serangan. (sumber:kompas.com) Kontak perkasa PT Kontak Perkasa Futures Kontak Perkasa Futures - Headset Virtual Reality (VR) Samsung dari seri Gear VR selama ini butuh dipasangkan dengan smartphone Galaxy. Smartphone tersebut berfungsi sebagai layar untuk proyeksi gambar ke mata.
Namun tidak demikain halnya dengan headset VR baru buatan perusahaan Korea Selatan tersebut. Headset standalone bernama “Exynos VR III” tersebut sudah memiliki dua layar “WQHD+” dengan refresh rate 90 Hz. Keberadaan Exynos VR III dibocorkan oleh perusahaan eye tracking bernama Visual Camp, sebagai bagian dari demonstrasi teknologi pelacakan gerak mata dalam aplikasi virtual reality. Tidak diketahui apakah sebelumnya sudah ada produk terdahulu bernama “Exynos VR II” atau sejenisnya. Exynos VR III sempat ditunjukkan secara rahasia oleh Samsung sendiri pada event MWC 2017 Maret lalu. Fotonya ikut disertakan oleh Visual Camp. Baca: Headset VR Xiaomi Terbaru Dijual Rp 190.000 Headset ini ditenagai chip Exynos (mungkin seri Exynos 9) dengan dua core CPU M2 2,5 GHz, empat core CPU Cortex-A53 1,7 GHz, dan pengolah grafis (GPU) Mali G71, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechSpot, Rabu (5/7/2017). Fitur-fitur lain turut disertakan untuk mendukung pengalaman VR, termasuk hand tracking, voice recognition, juga teknologi pengenal ekspresi wajah. Exynos VR III diperkirakan masih berupa prototipe dan belum diumumkan secara resmi oleh Samsung. Belum jelas pula apakah produk ini akan mewujud sebagai produk konsumen yang dijual di pasaran, ataukah sekadar alat demonstrasi teknologi saja. kompas.com Endless OS, sistem operasi berbasis Linux yang dapat diunduh secara gratis baru saja diperkenalkan di Indonesia. Selain menawarkan beragam aplikasi bawaan, sistem operasi ini juga diklaim aman dari serangan malware. Lantas, seberapa aman sebenarnya sistem operasi ini? Menurut Senior Software Engineer Endless, Cosimo Cecchi, keamanan Endless OS dijamin menggunakan OSTree. Untuk informasi, OSTree merupakan teknik pembaruan sistem operasi yang mudah dan tidak bersifat merusak. Jadi, pembaruan dapat dipasang tanpa mempengaruhi sistem yang sedang berjalan, sehingga proses ini dijamin aman. "Untuk itu, pembaruan yang dirilis akan selalu menghadirkan fitur baru dan bukannya membuat sistem operasi menjadi rusak," ujarnya saat peluncuran Endless OS di Jakarta, Selasa (4/7/2017). Selain itu, sistem operasi ini juga memanfaatkan sistem aplikasi berbasis Flatpack. Hal ini memungkinkan aplikasi berjalan sendiri-sendiri dalam sandbox dan membuat Endless OS lebih aman. Lebih lanjut, Cecchi menuturkan pembaruan keamanan untuk Endless OS selalu mengikuti siklus Debian. Karenanya, begitu pembaruan Debian meluncur, pengguna dapat segera mengunduh dan memasangnya. "Kami juga merilis pembaruan reguler setiap dua minggu. Namun jika memang diperlukan pembaruan mendadak di saat tertentu, kami tentu juga akan merilisnya ke publik," ujarnya mengakhiri pembicaraan. Untuk informasi, Endless OS merupakan sistem operasi untuk PC dan laptop yang didesain berbasis Linux. Sistem operasi ini menawarkan hal berbeda karena memiliki tampilan desktop seperti smartphone dengan beragam aplikasi pilihan. Kamu dapat mengunduh sistem operasi ini langsung di situs resmi Endless. Tak hanya sistem operasi, Endless juga menyediakan banyak aplikasi bawaan untuk beragam kebutuhan, mulai dari pekerjaan hingga gim. Liputan6.com PT KONTAK PERKASA FUTURES
Hacker benar-benar memiliki segudang cara untuk meretas serta mendapatkan password dan informasi berharga milik korbannya. Bagaimana tidak, dalam sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini, hacker disebut-sebut mampu mencuri password dengan cara menganalisis sinyal gelombang otak. Sebagaimana dikutip dari The Independent, Selasa (4/7/2017), para peneliti dari University of Alabama di Birmingham dan University of California Riverside mengumpulkan data dari headset electroencephalography (EEG) terkait dengan adanya aktivitas di otak seseorang. Biasanya, aktivitas otak yang terpantau dari headset EEG ini berasal dari kalangan gamer. Sebab, mereka diketahui sebagai pihak paling sering memakai headset tersebut. Para gamer mengendalikan karakter yang dimainkan dengan memakai sinyal otak mereka. Rupanya, headset EEG juga memonitor gelombang otak seseorang saat ia sedang tidak bermain gim. Para peneliti menemukan, gamer yang sedang berhenti main gim, tetapi tetap menggunakan headset EEG dan memasukkan password ke akun pribadi mereka bisa sangat rentan jadi sasaran hacker. Dalam melakukan penelitian, peneliti meminta 12 orang menggunakan keyboard fisik untuk mengetikkan PIN dan password secara random, sembari menggunakan headset EEG. Setelah para gamer ini memasukkan 200 karakter, sebuah algoritma yang dibuat oleh para peneliti rupanya bisa menebak PIN, dengan tingkat kesuksesan hingga 43,3 persen. Sementara, untuk menebak password 6 huruf, tingkat akurasinya mencapai 37,3 persen. "Perangkat ini (headset EEG) bisa membuka peluang besar untuk pengguna sehari-hari. Namun juga bisa meningkatkan ancaman keamanan, seiring dengan upaya berbagai perusahaan mengembangkan teknologi brain-computer interface," kata salah satu peneliti Nitesh Saxena. Ia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari, hacker bisa memasukkan program jahat dalam gim. Caranya, meminta pengguna memasukkan nomor yang telah ditentukan untuk restart kembali gim-nya. "Mirip dengan CAPTCHA yang dipakai untuk verifikasi kembali pengguna saat masuk situs web," tutur Saxena. Para peneliti pun mengatakan, sudah meminta kepada manufaktur headset EEG untuk mulai mengacaukan sinyal saat pengguna masuk ke akun-akun pribadi mereka. Liputan6.com KONTAK PERKASA FUTURES
Kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat berlayar dalam jarak kurang lebih 20 kilometer dari sebuah pulau sengketa di Laut China Selatan yang diklaim oleh Tiongkok. Menurut seorang pejabat militer AS, peristiwa ini terjadi pada Minggu 2 Juli waktu setempat. Seperti dilansir oleh CNN, Senin (3/7/2017) AL AS dikabarkan tengah melakukan latihan kebebasan navigasi di sekitar Pulau Triton di Kepulauan Paracel yang diklaim pula oleh Vietnam dan Taiwan. Sebagai bagian dari latihan itulah, kapal perusak USS Sthethem berlayar di sekitar wilayah yang diklaim China sebagai perairan teritorialnya. Selama ini, AS tidak mengakui klaim kedaulatan Beijing atas pulau-pulau yang telah diduduki tersebut. Pentagon menolak berkomentar mengenai latihan itu. Sementara, Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) dari institut penelitian CSIS mengatakan, "Beijing telah melakukan peningkatan infrastruktur militer yang substansial di Paracel." Selain itu, inisiatif tersebut juga mengklaim bahwa Tiongkok belum lama ini telah memperluas fasilitasnya di Pulau Triton termasuk salah satunya pembangunan helipad. Komandan tertinggi AS di Pasifik, Laksamana Harry Harris pada Rabu lalu di Australia mengatakan, "pulau-pulau palsu (buatan) tidak seharusnya ditanggapi". Pernyataannya ini mengacu pada sejumlah pulau buatan yang dibangun Tiongkok. "Saya meyakini China membangun kekuatan tempur dan mengambil keuntungan terkait posisi mereka dalam upaya menegaskan kedaulatan de facto atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan," terang Harris. Adapun juru bicara Armada Pasifik Matt Knight tidak dapat memastikan latihan kebebasan navigasi pada Minggu 2 Juli tersebut. Namun ia menegaskan bahwa latihan kebebasan navigasi merupakan bagian rutin operasi AL AS. Latihan kebebasan navigasi yang terjadi pada Minggu 2 Juli tersebut dilakukan selang beberapa hari setelah AS mengambil sejumlah langkah yang dinilai "mengganggu" China. Belum lama ini, Washington diketahui menjatuhkan sanksi terhadap entitas China yang berbisnis dengan Korea Utara dan pemerintahan Donald Trump juga setuju menjual senjata ke Taiwan. Operasi kapal perang AS di dekat perairan sengketa di Laut China Selatan ini merupakan kali kedua di bawah pemerintahan Trump. Yang pertama terjadi pada 24 Mei di mana kapal perusak USS Dewey berlayar dalam jarak 20 kilometer dari Mischief Reef -- rantai kepulauan Spratly -- yang terletak di sebelah selatan Paracel. Setelah peristiwa itu, Kementerian Pertahanan China mengatakan, dua kapal fregat miliknya telah memberikan "peringatan dan menghalau" USS Dewey karena memasuki perairan tersebut "tanpa izin". "Kami dengan tegas menentang perilaku AS untuk menunjukkan kekuatan dan meningkatkan militerisasi regional...," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Ren Guoqiang kala itu. China hingga kini belum merespons operasi USS Stethem. Laporan terkait latihan kebebasan navigasi pada Minggu kemarin pertama kali diungkap oleh Fox News. Beijing sebelumnya telah beberapa kali mengatakan bahwa merupakan haknya untuk melakukan apa saja di pulau-pulau tersebut mempertimbangkan itu adalah wilayah mereka. "Apakah kami putuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan peralatan militer yang relevan, itu merupakan lingkup kedaulatan kita. Itu adalah hak kami untuk membela diri dan mempertahankan diri sebagaimana yang diakui oleh hukum internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada Maret lalu. Pekan lalu, sebuah laporan dari AMTI menyebutkan, China melanjutkan pembangunan infrastruktur di tiga pulau di rantai Kepulauan Spratly, yakni Fiery Cross, Mischief, dan Subi reefs. Bangunan terbaru termasuk tempat penampungan peluncur rudal di Fiery Cross Reef dan sebuah antena array yang sangat besar di Mischief Reef. Selain itu, AMTI juga melaporkan bahwa kubah-kubah radar telah selesai atau sedang dibangun di sekitar Fiery Cross dan Mischief. Laporan yang sama pun menyinggung sebuah gudang penyimpanan amunisi yang sedang dalam proses pembangunan. Akhir Maret lalu menurut AMTI, puluhan hanggar pesawat terbang dan radar berkemampuan tinggi di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan hampir beroperasi. Sejumlah ahli mengatakan kepada CNN, rangkaian fasilitas baru tersebut akan semakin memperkuat dominasi militer China dan membantu negara itu membangun Zona Identifikasi Pertahanan Udara. liputan6.com KONTAK PERKASA FUTURES
|
About Us
Archives
February 2022
|