PT Kontak Perkasa Futures - Warga lainnya, Indra dan Subari, mengaku langsung mencari pilot yang disebut jatuh di sebelah rumahnya. Rumah lokasi pilot jatuh itu tak ada penghuninya.
Mereka juga mengaku mendengar pilot tersebut berteriak meminta tolong. Mereka mengaku melihat pilot dan parasut di lokasi itu. Pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail itu saat ini dirawat di rumah sakit. Sang pilot sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut. "Saat ini berada di RSAU dr Soekirman Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma Fajar Adriyanto dalam keterangannya, Senin (15/6). Baca juga: Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Pesawat tempur Hawk 209 itu belum dievakuasi dari lokasi. Pesawat akan dievakuasi setelah proses investigasi selesai dilakukan. "Belum (dievakuasi). Prosedurnya tidak boleh digeser atau dipindahkan sebelum Tim Penyelidikan Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) dari Mabes TNI AU selesai melaksanakan tugasnya," kata Kasubdispenum Dispenau, Kolonel Sus Muhammad Yuris, lewat pesan singkat, Senin (15/6). Yuris mengatakan diperkirakan menghabiskan waktu selama dua pekan. "Waktu perkiraan," ucap Yuris. PT Kontak Perkasa - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih melakukan pemeriksaan Surat Izin Keluar Masuk ( SIKM) di perbatasan Jakarta.
Meski demikian, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tak perlu menunjukan SIKM jika ingin keluar masuk Jakarta. Mereka hanya perlu menunjukan e-KTP saja ketika melewati pos pemeriksaan. "Mereka yang Jabodetabek cukup menunjukkan e-KTP bahwa dia penduduk Bogor ya silakan masuk," ujar Syafrin saat dikonfirmasi, Rabu (10/6/2020) malam. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Syafrin menuturkan, nantinya petugas di pos pemeriksaan akan memeriksa warga Bodetabek yang masuk ke Jakarta. Jika memiliki e-KTP yang membuktikan dirinya warga Bodetabek, maka akan langsung diperbolehkan masuk Jakarta. "Begitu dia tidak mampu menunjukkan e-KTP Bogor misalnya atau Bekasi ya kita tanyakan SIKM. Jika tidak memiliki SIKM, ya mohon maaf silakan putar balik," jelasnya. Para petugas, kata dia, sudah disosialisasikan soal hal ini. Maka warga Bodetabek tak perlu mengurus SIKM untuk masuk ke Jakarta. Para petugas, kata dia, sudah disosialisasikan soal hal ini. Maka warga Bodetabek tak perlu mengurus SIKM untuk masuk ke Jakarta. "Begitu melintasi pos dia cukup tunjukan ini (e-KTP)," kata dia. Berikut daftar pos pemeriksaan tersebut: - Jalan KH. Ahmad Dahlan - Jalan Husein Sastranegara - Jalan Kukusan Raya - Jalan Pemuda I - Jalan Tanah Baru - Jalan Brigif - Jalan Manggis - Jalan Andara - Jalan Merawan - Jalan Pangkalan Jati 1 - Jalan Pangkalan Jati 2 - Jalan Pahlawan - Jalan Bintaro Utama 3 - Jalan Pesanggrahan Indah - Jalan H. Muchtar Raya (Gang Sewo) - Jalan H. Muchtar Raya (Jl. Kedaung 2) - Jalan I Gusti Ngurah Rai - Jalan Bintara - Jalan Raya Pondok Gede - Jalan Pagelarang - Jalan Jambore - Jalan Buperta - Jalan Taman Bunga - Jalan Putri Tunggal - Jalan Marunda Makmur - Jalan Inspeksi Kanal Utara - Jalan Irigasi Check point PSBB dan pemeriksaan SIKM Jakarta Barat - Pos Polisi Kalideres - Pos Joglo Raya - Pos Polisi Karang Tengah (Raden Saleh) Jakarta Timur - Jalan Raya Bogor (Panasonic) - Jalan Raya Bekasi (Kolong Fly Over Cakung) - Jalan Raya Kalimalang (TL Lampir) Jakarta Selatan - Simpang atau layang UI - Perempatan Pasar Jumat - Jalan Ciledug Raya (Depan Universitas Budi Luhur) PT Kontak Perkasa Futures - Dua orang ABK Kapal China berhasil kabur usai diperbudak dan disiksa. Mereka berhasil kabur berkat bantuan WNI lain yang memata-matai kamar nakhoda kapal.
Kedua ABK itu adalah AJ (30) dan R (22). Keduanya ditemukan nelayan binaan Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Kepri, Tengky Azahar (35), tengah mengambang di laut lepas dan meminta pertolongan. Keduanya mengaku nekat lompat dari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu karena tak tahan dengan perlakuan tak manusiawi oleh atasannya. "Selama di atas kapal bekerja, lalu terjadi kekerasan dan istirahat, serta makan tidak cukup. Sehingga para pekerja asal indonesia yang ada di atas itu tidak betah bekerja," kata Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Kepri Kombes GR Gultom saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (6/6/2020). Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Kedua ABK nekat terjun ke laut setelah menyadari Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu memasuki wilayah perairan Indonesia. Keduanya melompat dari kapal yang melintas di wilayah Selat Malaka. "Saat kapal memasuki wilayah perairan Indonesia, tepatnya di perairan Selat Malaka, kedua korban berniat untuk terjun dengan menggunakan life jacket. Sekira pukul 03.00 WIB, saksi mendengarkan suara teriakan 'tolong... tolong...'. Setelah itu saksi mendengar kembali suara orang juga minta tolong," jelas Gultom. Gultom menerangkan kedua korban dalam kondisi lemah saat dievakuasi oleh nelayan. Saat tiba di daratan, sang nelayan langsung melaporkan peristiwa penemuan dua ABK tersebut ke polisi. PT Kontak Perkasa Futures - Penasihat kesehatan China, Dr Zhong Nansan, menyatakan vaksin adalah satu-satunya jalan untuk mengendalikan pandemi Corona. Ia pun mengecam metode herd immunity untuk melawan Corona.
Dr Zhong ditunjuk untuk memimpin upaya China mengalahkan COVID-19. Ia menyatakan herd immunity akan menimbulkan banyak kematian. "Sebuah negara membutuhkan 60 sampai 70% populasinya terinfeksi untuk herd immunity. Jika begitu, 7% dari jumlah itu akan meninggal oleh penyakit ini," kata dia, dikutip detikINET dari DailyMail. Pendekatan herd immunity menurutnya dapat mengakibatkan 30 sampai 40 juta orang meninggal tanpa menyebut dari mana ia dapat memprediksinya. "Itu mengagetkan. Terlalu tinggi ongkosnya," sebut dia. Herd immunity teorinya adalah membiarkan mayoritas populasi penduduk memiliki resistensi terhadap virus dengan cara tertular lalu sembuh. Ini adalah salah satu solusi kontroversial menghadapi COVID-19 selain strategi lockdown. Dr Zhong yang berusia 83 tahun ini menyebut vaksin adalah cara terampuh memberantas Corona. Dia mengklaim vaksin Corona yang dikembangkan ilmuwan China sudah bisa siap menjelang akhir tahun ini untuk penggunaan darurat. Sebagian bisa digunakan untuk darurat mungkin menjelang akhir tahun ini. Kami yakin di musim gugur atau musim dingin tahun ini (tersedia) jika dibutuhkan untuk darurat," klaimnya. Baca Juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik Sebelumnya, Zhong menyebut riset mengenai vaksin Corona di China termasuk yang paling top di dunia. "Sejauh ini, kita memiliki 5 vaksin (COVID-19) yang masuk dalam fase II trial klinis. Kita tidak tertinggal dari negara lain," katanya. Selain penelitian vaksin, ilmuwan China juga giat menulis di jurnal ilmiah tentangnya. Sampai 10 Mei, total 2.151 artikel tentang COVID-19 telah dipublikasikan di jurnal terkemuka dan ilmuwan China disebut banyak berkontribusi. "China berkontribusi 650 di antaranya, sekitar sepertiga, banyak yang dipublikasikan di jurnal top. Artikel itu menyediakan panduan untuk mengendalikan pandemi," kata Zhong. "Tulisan ilmiah kita tidak hanya ditujukan buat China, tapi juga seluruh dunia," imbuhnya. Studi antara lain dilakukan untuk mencari asal muasal virus Corona. Adapun salah satu kandidat paling menjanjikan di negara itu adalah buatan Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing. Ilmuwan perusahaan itu mengklaim sudah berhasil uji vaksin Corona pada monyet dan berlanjut ke manusia. PT KP Press - Wacana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menerapkan ganjil genap bagi sepeda motor pribadi, dianggap menjadi kebijakan yang akan sulit untuk dilakukan. Kondisi ini lantaran jumlah motor yang beredar di Jakarta cukup banyak karena hampir setiap masyarakat memiliki motor. Belum lagi adanya potensi negatif yang timbul, seperti pemalsuan pelat nomor sampai kenaikan jumlah motor untuk mengakali kebijakan tersebut. Darmaningtyas, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), mengatakan, meski pada dasarnya kebijakan ganjil genap untuk motor sangat baik diterapkan, namun memang diperlukan studi yang mendalam. Terutama mengenai potensi efek samping dari aturan tersebut. "Bila dilakukan ya cukup sulit memang. Pertama bagaimana pengawasannya, apakah jumlah personelnya mampu dan cukup banyak. Kemudian soal peningkatan penjualan motor juga bisa saja terjadi, apalagi harga dan untuk dapatnya juga mudah, tidak semahal mobil," ucap Darma saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/6/2020). Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Untuk pembuatan pelat nomor ganda guna mengakali aturan ganjil genap, juga dianggap sangat mungkin terjadi. Apalagi sudah ada pengalaman dari kasus-kasus mobil sebelumnya dan ditambah dengan proses pengawasan di lapangannya kurang ketat. Darma justru mengatakan harusnya penerapan pembatasan untuk motor tidak dilakukan dengan ganjil genap, melainkan dari larangan melintas pada kawasan-kawasan tertentu. Pembatasan semacam ini sudah pernah diterapkan oleh gubernur sebelumnya, saat melarang motor untuk melintasi jalan protokol Jalan MH Thamrin-Sudirman, Jakarta, beberapa tahun lalu. Menurut Darma, pada intinya bila memang ganjil genap akan diterapkan, maka paling penting untuk memastikan pelaksanaannya berjalan harus diimbangi dengan tersedianya operasional angkutan umum yang memadai secara menyeluruh. "Artinya, seluruh armada Transjakarta, baik itu bus besar, bus sedang dan mikrotrans yang beroperasi di non koridor itu perlu segera dioperasikan agar dapat melayani warga untuk beraktivitas," ujar Darma. Kontak Perkasa Futures - Sejak kasus infeksi virus corona terdeteksi di Indonesia pada awal Maret 2020, puluhan dokter turut menjadi korban meninggal dunia akibat terpapar virus ini.
Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), hingga Minggu (7/6/2020), ada 32 dokter dari berbagai wilayah di Indonesia yang gugur akibat Covid-19. Muncul kekhawatiran akan terjadi penularan yang lebih besar ketika beberapa daerah di Indonesia menerapkan era kenormalan baru atau new normal. "Aktivitas sosial dan ekonomi akan dilonggarkan kembali, tetapi di saat bersamaan kemungkinan penyebaran virus makin besar apabila semua orang tidak menerapkan protokol kesehatan dalam kesehariannya," kata anggota Bidang Kesektariatan, Protokoler, dan Public Relation PB IDI, dr. Halik Malik, Minggu (7/6/2020). Oleh karena itu, IDI meminta para tenaga medis yang bertugas dan pemberi layanan kesehatan untuk menerapkan protokol demi keselamatan dan keamanan bersama di masa new normal dengan mengacu pada rekomendasi CDC dan WHO. "Pertama, kurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan. Misalnya, tidak melakukan operasi elektif, membatasi pintu masuk, mengatur, dan screening pengunjung," kata Halik. Pasien dengan kasus emergensi atau darurat harus tetap dilayani, namun untuk pelayanan yang tidak memerlukan tatap muka disarankan untuk dilakukan secara daring. "Kedua, mengisolasi pasien bergejala secepatnya. Membuat triase terpisah yang berventilasi baik, memisahkan pasien yang diduga atau positif dengan pintu tertutup dan toilet sendiri," ujar dia. Halik menyebut, upaya ini sulit dilakukan fasilitas kesehatan di awal masa pandemi sehingga banyak terjadi infeksi silang antarpasien atau pasien dengan tenaga medis yang menangani. "Ketiga, melindungi tenaga kesehatan dengan higiene tangan dan APD. Kebersihan diri harus menjadi perhatian serius tenaga medis. Selain tangan, organ lain seperti hidung, mulut, dan mata juga dijaga karena ini adalah tempat masuknya virus," kata Halik. Sterilisasi tangan dilakukan dengan bahan berbasis etanol 60 persen atau isopranolol 70 persen. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Jangan lakukan hal ini Selain ketiga hal tersebut, IDI juga menekankan untuk tidak mendaur ulang, memodifikasi, atau menyimpan APD yang sudah dipakai, karena peruntukannya hanya sekali pakai. Alasannya, APD yang telah dikenakan jika kembali dipakai tidak bisa efektif mencegah infeksi. Hal ini penting dilakukan agar pasien non-covid dan tenaga medis bisa tetap aman dalam mengakses dan memberikan layanan kesehatan di faskes. Tidak hanya itu, tenaga medis juga diimbau untuk tidak berpindah menangani pasien lain atau berpindah ke ruangan lain sebelum memastikan tangannya bersih. "Pindah tanpa melalui prosedur kesehatan terutama higiene bisa menyebabkan terjadinya penularan silang," ungkap Halik. Perhatikan penggunaan APD Halik juga mengatakan, seluruh tenaga medis diminta selalu mengenakan APD secara rasional saat bertugas. APD bisa digunakan selama 6 jam tanpa dibuka, pergi ke kamar mandi, atau toilet. Ia menyebutkan, agar APD bisa digunakan secara optimal, para nakes yang menggunakannya disarankan mengenakan popok sekali pakai agar tidak pergi ke kamar mandi saat mengenakan APD. Perhatikan juga apakah APD yang digunakan memenuhi standar. Setelah itu, pastikan cara penggunaannya tepat dan benar, baik saat mengenakannya maupun saat membukanya. "Penelitian menujukkan, ruangan APD justru adalah tempat paling berisiko terjadinya penularan silang pada tenaga medis. Kemudian, tempat rapat atau pertemuan tenaga medis juga berisiko. Kamar mandi atau toilet tanpa disadari juga menjadi tempat berisiko terjadi penularan," kata Halik. Halik menilai, angka penularan pada tenaga medis seharusnyamulai menurun karena meningkatnya kesadaran pencegahan infeksi di kalangan medis. Namun, hal itu bukan berarti lengah. Waspada harus tetap diutamakan karena angka pasien dan kematian masih terus bertambah setiap harinya. Apalagi, hingga saat ini vaksin dan obat untuk virus ini memang belum berhasil ditemukan. Sehingga cara terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah diri dan lingkungan terpapar virus ini. PT Kontak Perkasa Futures - Lebih dari 10 ribu orang ditangkap dalam unjuk rasa di berbagai kota di Amerika Serikat untuk mengecam ketidakadilan atas kematian George Floyd. Banyak patung yang berdiri lama di AS juga dirusak.
Tak hanya patung komisaris polisi dan mantan walikota Philadelphia, Frank Rizzo, saja yang dirusak. Tapi juga patung Robert E Lee yang diminta untuk diruntuhkan oleh pengunjuk rasa. Robert E Lee dikenal sebagai sosok perwira militer yang terkenal sebagai jenderal dalam Perang Saudara Amerika. Patung jendel yang memicu kontroversi dan menguak luma lama AS itu dikabarkan akan dipindahkan. Gubernur Virginia, Ralph Northam, baru saja mengumumkannya kemarin. Baca Juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik "Patung itu sudah ada di sana sejak lama. Itu kesalahan masa lalu dan masa sekarang. Jadi kami akan menjatuhkannya," kata Northam, dilansir dari berbagai sumber, Jumat (5/6/2020). Patung itu adalah satu-satunya monumen Konfederasi di bawah yurisdiksi negara. Per-1 Juli, dewan kota juga mengusulkan untuk memindahkan empat patung konfederasi yang menimbulkan kemarahan publik saat unjuk rasa. "Kota Richmond ingin dipenuhi oleh keberagaman dan cinta untuk semua, dan kita perlu menunjukkan untuk itu," ujarnya. Sampai sekarang, ada dua kota yang menghapus monumen kontroversial setelah protes atas ketidakadilan pembunuhan George Floyd di Minneapolis. Sebelumnya patung Konfederasi berusia 115 tahun diruntuhkan di sebuah taman. PT KP Press - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Corona tidak bermutasi menjadi lebih berbahaya. Para ilmuwan di seluruh dunia yang mempelajari virus tersebut belum menemukan virus Corona bermutasi dengan cara yang bisa menimbulkan ancaman baru.
"Ada perubahan yang normal pada virus ini yang bisa diprediksi dari waktu ke waktu," kata ahli epidemiologi dan penyakit infeksi WHO, Dr Maria Van Kerkhove, merujuk pada RNA virus seperti flu bermutasi. "Sejauh ini belum ada perubahan yang mengindikasikan bahwa virus itu berubah kemampuannya untuk menularakan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah," lanjutnya. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Namun pandemi COVID-19 terus menghancurkan dunia, dengan wabah yang saat ini menginfeksi negara dengan kemampuan penanganan yang rendah seperti Meksiko dan Brasil. Van Kerkhove mengatakan relaksasi lockdown masih menimbulkan ancaman yang signifikan dan memperingatkan pandemi masih jauh dari selesai. "Orang menjadi lelah. Sangat sulit mempertahankan semua langkah (pencegahan) ini dan kita harus tetap kuat dan waspada, melibatkan pemerintah dan orang-orang harus mengikuti aturan lockdown," jelasnya. Saat ini, menurutnya, yang membuat virus Corona tampak lebih 'ganas dan mematikan' adalah tindakan pencegahan seperti lockdown mulai tak diberlakukan. Orang-orang mulai tak peduli dan tak menanggapi aturan jarak sosial hingga berkumpul di tempat ramai membuat penyebaran virus Corona makin besar sehingga jumlah penularan masih tinggi. PT Kontak Perkasa Futures - Frasa di atas sudah saya terapkan lebih dari sepuluh tahun belakangan ini. Singkatnya: membiasakan yang tidak biasa.
Bayangkan sulitnya mengajarkan asisten rumah tangga yang biasa ramah menyambut tamu, bahkan setiap sore setelah menyiram kebun depan lalu duduk-duduk mengobrol sambil berbagi jajanan dengan tetangga kiri kanan. Lalu tiba-tiba, sekarang pengantar barang pun hanya dilirik dari balik jendela cukup dengan seruan,”Taruh aja di depan pintu! Makasih ya!” Itu pun setelah berlatih sekian kali. Bagi orang Jawa, tidak sopan teriak-teriak dari dalam rumah apalagi terhadap orang yang mengantar sesuatu. Pun ketika saya larang untuk tidak lagi ngobrol berdekatan dengan tetangga, apalagi mencolek-colek pipi balita sebelah yang amat menggemaskan. Betapa sulitnya menjelaskan istilah ‘Orang Tanpa Gejala’, karena yang dilihatnya orang-orang biasa, hidup seperti biasa, jauh dari kata ‘sakit’. Bahkan, saya dituduh menghakimi orang sehat. Kisah yang sama di kamar praktik, saat saya dituding bawel dan judes ketika mengingatkan pemuda gagah bertubuh tambun mengantar ayahnya yang diabetes. Ditegaskannya pula bahwa ukuran tubuh besar sudah ‘genetik’. Dan bila ia terkena diabetes suatu hari pun, dianggapnya kodrat yang tak terelakkan. “Ngapain sehat-sehat gini makan pakai diatur-atur dok? Selama ini saya sehat-sehat saja. Olahraga juga kok. Kalau lembur atau bergadang, yaaaah nambah suplemen lah,” katanya. Tiba-tiba, di tengah pandemi seperti ini, orang-orang yang tadinya merasa jagoan mendadak khawatir. Apalagi ada istilah komorbid, penyakit yang sudah menahun menghuni tubuh. Begitu yang punya tubuh ‘ketempelan’ virus covid-19, urusan menjadi panjang. Karena selidik punya telisik, orang-orang yang merasa baik-baik saja itu ternyata tubuhnya tidak baik dalam arti sesungguhnya. Apalagi, studi belakangan menyebut virusnya justru giras menyerbu sel-sel lemak, karena di situ terdapat reseptor ekspresi Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE 2). Barangkali, ada baiknya memang vaksin tidak segera ditemukan. Sebab di tengah situasi ‘dipaksa’ hidup lebih sehat seperti ini, makan lebih terjaga, apa yang masuk mulut benar-benar disadari dampaknya, maka awal keterpaksaan ini membuat orang menyadari ternyata ia bisa juga makan sayur dan buah, rutin pula. Barangkali karena di rumah saja, maka muncul kebiasaan baru setiap membuka lemari es: mengambil buah. Bukan yang lain. Dan apabila kebiasaan ini berjalan terus berkesinambungan, maka dalam waktu 3 bulan akan muncul pola menetap – yang akan menciptakan ‘kebudayaan’ baru. Asal muasal ‘ new normal’ sebenarnya tak lain dari hal-hal baru yang diadopsi, diinternalisasikan menjadi kebiasaan yang nantinya jika tidak dilakukan terasa seperti ‘ada sesuatu yang hilang’. Seperti remaja perempuan yang punya normalitas baru membawa lipstik, sekarang kita berada dalam situasi membiasakan punya hand-sanitizer, selain dompet dalam tas. Tidak semua kebiasaan baru disambut dengan tangan terbuka. Apalagi jika dianggap merepotkan, menambah biaya dan ada hal yang dikorbankan – tidak sepadan dengan keuntungan yang bisa diraih dengan normal yang baru itu. Di sinilah dinamika peran komunikasi efektif menjadi amat penting. Indonesia adalah negri dengan kebhinekaan yang amat unik. Termasuk kebhinekaan jenjang literasi. Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Sama-sama terhubung dengan media komunikasi digital, tapi ada yang menggunakannya untuk kepentingan ‘sekadar sosialisasi’ (yang ujung-ujungnya saling lapor ke polisi atau saling hujat), ada yang bergantung dengan media sosial demi penghasilan, dan sebagian kecil ada juga kelompok elit intelektual menelisik setiap perkembangan ilmu dan data teranyar, demi rasa penasaran yang terbayarkan. Dengan memahami prosentase segmentasi literasi publik, maka sudah waktunya teknik komunikasi efektif diberlakukan secara dinamis. Tidak mungkin bicara soal protokol kesehatan di tengah hiruk pikuk para pedagang pasar yang berpeluh sepanjang hari. Apalagi, mereka dipaksa menggunakan masker tanpa paham duduk perkaranya. Bahkan ada yang protes keras,”Kami di sini semua sehat, tidak ada satu pun pedagang yang digotong pingsan sesak napas. Justru gara-gara masker ini napas kami jadi tidak leluasa, malah bikin ‘engap’…” Dan akhirnya pedagang kucing-kucingan dengan petugas. Begitu pula dengan protokol jaga jarak fisik. Salah seorang pengunjung mini market pernah menyeletuk,”Ini gang antar rak saja cuma muat satu-setengah badan orang dewasa. Mau jaga jarak gimana? Giliran masuk mini marketnya? Dan satu gang antar rak hanya boleh dilalui pembelanja yang jalannya satu jalur, tidak boleh saling berlawanan? Mau belanja aja kok ribet ya?” Apabila orang-orang ini punya kekuasaan, bisa jadi mereka akan bertingkah seperti Presiden Amerika Serikat yang hingga kini pantang menggunakan masker, bahkan masih berjabatan tangan di tengah pengumuman darurat nasional yang dinyatakannya sendiri. Barangkali, jika kita ingin meniru kebiasaan bermasker seperti penduduk Korea Selatan, ada beberapa hal yang perlu dicermati. Korea Selatan itu luas, lho. Jadi patokan kita tidak boleh hanya distrik Gangnam di tengah kota Seoul. Coba kita lirik pedesaan dan daerah-daerah padat penduduk di pesisir pantai, yang logatnya saja jauh berbeda dengan para artis drama rating tertinggi. Satu hal lagi yang tak boleh luput: ketertiban antri, tidak berkerumun – dimungkinkan karena adanya jaminan: bahwa keadilan dan pemerataan terjamin. Yang antri paling belakang, masih mendapatkan hak yang sama seperti yang ada di baris paling depan. Kata ‘patuh’ masih ampuh di negri kita. Sekali pun rupanya dalam wajah persuasif. Mirip seperti membujuk anak balita agar mau menghabiskan sarapannya. Dan si anak balita akan tetap mengandaikan sarapan itu keharusan, minimal untuk membuat ibunya senang dan tidak dimarahi, serta boleh bermain lagi setelah selesai makan. Tidak mudah membuat balita paham mengapa ia perlu sarapan. Tapi, bukan berarti balita tidak bisa dibuat jadi paham. Butuh upaya lebih cerdik, keterampilan sambung nalar – yang tidak cukup hanya dengan membujuk. Prinsipnya, balita pun makhluk hidup yang bisa belajar dari pengalaman. Tinggal masalahnya, proses usai makan tidak berlanjut. Makanya ia tak pernah paham. PT Kontak Perkasa Futures - Publik dikejutkan dengan kabar penangkapan artis layar lebar Dwi Sasono atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.
Penangkapan Dwi menambah panjang nama deretan artis yang terjerat barang haram tersebut. Tercatat, 10 publik figur ditangkap atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba pada semester pertama tahun 2020 di antaranya ada nama artis senior Tio Pakusadewo, Lucinta Luna, dan Vanessa Angel. Ditangkap H+2 Lebaran Kronologi penangkapan suami penyanyi Widi Mulia itu disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui Instagram Polres Jakarta Selatan, Senin (1/6/2020). Yusri menyampaikan, Dwi ditangkap oleh jajaran Satresnarkoba Polres Jakarta Selatan pada H+2 lebaran atau 26 Mei 2020 di kediamannya di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Penangkapannya berawal dari informasi masyarakat tentang adanya transaksi narkoba yang biasa dilakukan seseorang berinisial C. Polisi kemudian mengintai keberadaan tersangka C hingga diketahui tersangka C memberikan narkoba jenis ganja kepada Dwi sehari sebelum penangkapan. Selanjutnya, polisi menangkap artis film Dua Garis Biru tersebut. Sedangkan, tersangka C masih berstatus buron. "Sehari sebelum penangkapan ini, sudah dilakukan penyelidikan dan mengintai tersangka C. Pada saat 26 Mei 2020 pukul 20.00 WIB, setelah mengirim barang kepada tersangka yakni DS, kita lakukan penangkapan," kata Yusri. Setelah menjalani pemeriksaan, Dwi Sasono langsung ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penyalahgunaan narkoba. Kini dia telah ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan. Pemain Sitkom Tetangga Masa Gitu itu dijerat Pasal 114 Ayat 1 subsider Pasal 111 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun. Sembunyikan ganja hingga istri tak tahu Saat polisi menggeledah rumahnya, Dwi Sasono menunjukkan tempat penyimpanan ganja. Ia menyimpan ganja seberat 16 gram di sebuah tempat yang diletakkan di atas lemari. Dwi menunjukkan keberadaan barang bukti tersebut secara kooperatif dan tanpa perlawanan kepada polisi. Dia mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari tersangka C. "Ada narkotika jenis ganja seberat hampir 16 gram yang disembunyikan di atas lemari, dalam suatu tempat," tutur Yusri. Artis berusia 40 tahun itu menyembunyikan ganja secara rapi hingga istrinya, Widi Mulia, pun tak mengetahui jika suaminya menyimpan dan mengonsumsi narkoba. "Sampai saat ini, istri juga tidak mengetahui. Dia (DS) diam-diam (menyimpan ganja) dan istrinya tidak tau kalau ada barbuk tersebut," ungkap Yusri. Konsumsi ganja untuk isi waktu luang Berdasarkan pemeriksaan awal, Dwi mengaku rutin mengonsumsi narkoba selama sebulan terakhir sebelum ditangkap polisi. Alasannya, dia ingin mengisi kegiatan waktu luang selama berkegiatan di rumah akibat pandemi Covid-19. Tak hanya itu, Dwi juga mengaku sulit tidur selama berkegiatan di rumah. Oleh karena itu, dia mengonsumsi narkoba untuk mengisi kegiatan di rumah. "Motif yang dia sampaikan kepada penyidik, pertama mengisi kekosongan waktu. Dia memang susah tidur dengan kegiatan selama (pandemi) Covid-19 ini, dia di rumah saja. Jadi, dia memanfaatkan waktu untuk melakukan hal yang salah," ucap Yusri. Kini, polisi masih memeriksa Dwi secara intensif guna mengungkap adanya motif lainnya sehingga dia mengonsumsi ganja. Sementara itu, Dwi diwakili kuasa hukumnya telah mengajukan asesmen untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan rehabilitasi. Menurut Yusri, polisi kini masih menunggu keputusan asesmen dari Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Administrasi Jakarta Selatan. Pasalnya, berdasarkan hasil tes urin, Dwi Sasono terbukti positif konsumsi ganja. Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik "Kita masih menunggu hasil dari BNNK Jakarta selatan. Kalau disetujui untuk asesmen, kita lakukan asesmen terhadap yang bersangkutan. Semoga satu sampai dua hari ini, ada hasilnya," ucap Yusri. Penyesalan Dwi Sasono Pada akhir konferensi pers, Dwi Sasono menyampaikan penyeselannya telah mengonsumsi narkoba. Dia mengaku ketergantungan terhadap narkoba. Meskipun demikian, Dwi menegaskan dirinya hanya pemakai, bukan pengedar narkoba. Dia menyebut dirinya hanya korban penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, aktor yang melejit namanya sejak membintangi film Mendadak Dangdut itu berharap masyarakat tak menilai dirinya sebagai tersangka tindak kriminal karena terjerat kasus narkoba. Dia ingin sembuh dari ketergantungan barang haram itu, sehingga dia dapat segera pulang dan berkumpul bersama keluarganya. Bahkan, Dwi juga meminta masyarakat yang masih mengonsumsi dan menyimpan narkoba, untuk berhenti sebelum ditangkap aparat kepolisian. Dia mengimbau para pemakai narkoba untuk menerapkan pola hidup sehat Berikut pernyataan lengkap Dwi Sasono setelah konferensi pers pengungkapan kasus narkoba yang menjeratnya. "Saya memang betul, saya pemakai. Saya memang ketergantungan, saya salah, saya bukan orang jahat, saya bukan pengedar, saya bukan penipu, saya bukan kriminal, saya korban. Saya ingin sembuh, saya ingin segera pulang kembali ke rumah, bertemu keluarga saya," ujar Dwi. "Untuk teman-teman media dan teman-teman yang melihat di TV, kalau masih pakai dan masih simpan (narkoba), lebih baik stop sekarang. Jangan tunggu sampai tertangkap. Lebih baik kita mulai hidup sehat," lanjutnya. |
About Us
Archives
February 2022
|