PT Kontak Perkasa - Perusahaan e-commerce Blibli.com akan menindak mitra pedagang yang menjual produk masker, hand sanitizer, tisu basah hingga sabun cuci tangan dengan harga yang tidak wajar di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Senior Account Manager Consumer Goods Blibli, Priscilia Chintya menjelaskan pihak Blibli tahap awal akan memberi peringatan pedagang dan menyembunyikan produk tersebut agar tidak dapat diakses pembeli. Selanjutnya bila tidak ada tanggapan dari pedagang, produk yang diperdagangkan akan dihapus. "Apabila tidak ada tanggapan dari merchant [mitra], produknya akan di take down dari page [laman jual-beli]," kata Priscilia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/3). Seperti diketahui permintaan masker dan hand sanitizer melonjak setelah pemerintah mengumumkan virus corona menjangkiti warga Depok awal pekan ini. Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Karena itu, Priscilia menjelaskan perusahaannya memiliki tim yang terus memantau harga produk hand sanitizer, masker, hingga tisu basah. Jika pedagang kedapatan menjual produk yang dimaksud dengan harga tidak standar, selanjutnya akan dilakukan tindakan. Blibli bahkan memastikan agar mitra pedagang bisa memenuhi lonjakan permintaan produk-produk tersebut. "Kami juga selalu berkomunikasi dengan seluruh merchant kami untuk memastikan agar kami dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan terbaik untuk para pelanggan," kata Priscilia. Priscilia kemudian mengimbau agar pelanggan menghubungi Customer Care Blibli apabila menemukan produk-produk kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan virus corona. Sebelumnya, Bibli dan Shopee mengakui ada lonjakan transaksi produk-produk kesehatan tersebut. Kendati demikian, Blibli dan Shopee menolak untuk menyebutkan angka lonjakan transaksi terhadap produk-produk tersebut. PT Kontak Perkasa - Artis Syifa Hadju mendapat ancaman dari seseorang di media sosial Instagram-nya. Syifa diancam akan diculik, diperkosa, bahkan dibunuh.
Merasa tidak nyaman dan terancam, Syifa Hadju melaporkan kasus ini ke polisi, Bun. Saat ini pelaku ancaman terhadap Syifa sudah diketahui identitasnya. Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik Berikut HaiBunda rangkum 7 fakta kasus Syifa Hadju yang diancam diculik, diperkosa dan dibunuh: 1. Berkali-kali mendapat ancaman Syifa Hadju mengaku, sebenarnya sudah berkali-kali ia mendapatkan ancaman tersebut lewat pesan di Instagram. Tapi, ancaman kali ini benar-benar membuatnya resah. Artis berusia 19 tahun ini merasa resah, terancam, dan tidak nyaman. Menurutnya, ancaman tersebut tidak bisa dibiarkan. Sehingga, Syifa dan keluarganya melapor ke Polres Tangerang Selatan. 2. Mengancam keluarga Syifa Ternyata, bukan hanya Syifa yang diancam oleh pelaku, Bun. Pelaku juga mengancam orang-orang terdekat Syifa, termasuk keluarganya. "Lebih parahnya lagi bukan terhadap klien kami saja. Tapi kepada asisten pribadi dan orang tuanya juga men-DM langsung. Tapi malah dibalas dengan ancaman oleh pelaku," kata kuasa hukum Syifa, Sandy Arifin dikutip dari detikcom, Rabu (4/3/2020). 3. Polisi telah menangkap pelaku Pihak kepolisian bergerak cepat mencari siapa pemilik akun yang mengancam Syifa. Polisi berhasil mengamankan pria yang diduga pelaku ancaman. Pelaku diamankan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Minggu (1/3/2020). Lalu, ia dibawa ke Polres Tangerang Selatan. "Alhamdulillah kita sudah menemukan identitasnya hari ini, tepatnya kemarin kita lakukan penangkapan dan hari ini sudah kita amankan, kita bawa ke Polres Tangerang Selatan," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Muharram Wibisono. 4. Pelaku meminta maaf Pelaku ancaman terhadap Syifa Hadju meminta maaf. Ia mengakui kesalahannya melakukan hal tersebut. Ferry Maryadi sebagai perwakilan keluarga Syifa Hadju sempat bertemu dengan pelaku. Mereka sempat berbicara ketika di kantor polisi. Ferry menerima permintaan maaf pelaku. Tapi, proses hukum tetap akan berjalan. "Kalau buat saya pribadi saya langsung memaafkan. Cuma kan yang bersangkutan (Syifa Hadju) belum ketemu dan proses hukum itu juga ya sudah (tetap berjalan)," kata Ferry Maryadi. 5. Alasan pelaku mengancam Syifa Menurut kepolisian, motif pelaku yang diduga mengancam Syifa Hadju adalah karena sakit hati. Direct message (DM) di Instagram tidak pernah dibalas oleh Syifa. Dari hasil penyidikan sementara, pelaku merupakan salah satu fans Syifa Hadju. 6. Syifa merasa lebih aman Sandy mengatakan, setelah pelaku ditangkap, Syifa merasa lebih aman. Apalagi Syifa akan syuting berbulan-bulan di lokasi yang dulu pelaku sempat ancam untuk datangi. 7. Syifa jadi lebih berhati-hati Menurut Ferry, Syifa tidak trauma dengan kejadian ini. Hanya saja, Syifa Hadju merasa sedikit ketakutan terhadap media sosial. Ia juga menjadi lebih berhati-hati. "Lebih hati-hati lagi. Untuk keluar rumah juga agak sedikit ketakutan," ujar Ferry. Bunda juga bisa simak cara Marissa Nasution menghadapi mom shaming di media sosial berikut ini. PT Kontak Perkasa Futures - Masih ingat film berjudul Waterworld yang dibintangi Kevin Costner? Ternyata seperti itulah gambaran Bumi dahulu, tidak ada daratan, permukaannya sepenuhnya air.
Demikian diungkap dalam laporan penelitian yang publikasi di Nature Geoscience belum lama ini. Bukti yang ditemukan dalam catatan geologis menunjukkan bahwa sekitar 3,2 miliar tahun lalu, Bumi yang kini berusia 4,5 miliar ditutupi lautan. Temuan ini membantu menjawab pertanyaan soal bagaimana organisme sel tunggal pertama kali muncul sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Khususnya apakah bemula dari kolam air tawar di daratan atau laut asin. "Sejarah kehidupan di Bumi melacak relung yang tersedia. Jika dulunya dunia dipenuhi air, maka ceruk kering tidak akan ada," kata Boswell Wing, Geobiolog dari Universitas Colorado Boulder seperti dilansir dari Science Alert, Senin (3/3/2020). Baca Juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas Pada mulanya tim peneliti mencari tahu suhu awal Bumi guna menjawab pertanyaan yang telah lama terbukti sulit untuk dipecahkan. Apakah planet ini jauh lebih hangat, lebih dingin atau malah suhunya sama seperti saat ini ketika kehidupan muncul. Boswell Wing berserta rekan penulis studinya bernama Benjamin Johnson harus menggali bukti tanah lautan purba. Dan mereka menemukan potong itu di pedalaman Australia Barat Laut, di sebuah situs bernama Panorama. Situs geologis itu adalah rumah bagi sepotong kerak samudera berusia 3,2 miliar tahun. Terdapat sisa kulit luar kerak, di sisi lain terdapat pangkalan yang mengungkap di mana air muncul melalui lubang hidrotermal di dasar laut. "Tidak ada sampel air lautan purba yang betul-betul tergeletak di sekitarnya. Tetapi kami memiliki batu yang berinteraksi dengan air laut itu dan mengingat interaksi itu," kata Johnson. Dengan mempelajari bebatuan tersebut, mereka dapat menganalisis air yang melewatinya. Mereka mengumpulkan lebih dari seratus sampel di seluruh wilayah. Kunci analisis mereka adalah mencari isotop, atau bukti oksigen yang telah terperangkap di batu. Mereka mencari Oxygen-16, isotop yang lebih ringan, dan Oxygen-18, yang lebih berat. "Meskipun perbedaan massa ini tampak kecil, mereka sangat sensitif," kata Wing. Saat ini, massa daratan di Bumi menyerap isotop oksigen yang lebih berat dari air, yang diawetkan di tanah basah yang kaya akan tanah liat. Para peneliti percaya bahwa alasan jumlah Oksigen-18 yang mereka temukan dalam sampel Panorama adalah karena tidak ada tanah, atau daratan, untuk menyerap isotop. Tapi itu tidak mengabaikan fakta bahwa pulau-pulau kecil mungkin ada. Baca Juga : Ini Investasi yang menarik di Tahun Politik "Tidak ada dalam apa yang kami lakukan yang mengatakan tak mungkin memiliki mikro-benua kecil yang mencuat dari lautan," kata Wing. "Kami hanya tidak berpikir bahwa ada formasi tanah benua berskala global seperti yang kita miliki saat ini." Tentu saja ini kemudian menimbulkan pertanyaan: kapan tepatnya benua muncul, didorong keluar dari lautan oleh lempeng tektonik yang saling berhimpitan? Itulah langkah penelitian selanjutnya yang akan Wing dan Johnson. Tim berencana untuk menyelidiki formasi batuan yang lebih muda untuk mencoba menyatukan timeline itu. |
About Us
Archives
February 2022
|